Jumat, 21 Januari 2011

day #8 - untuk Secangkir Kopi


Selamat pagi, Bayangmu.


aku heran, kenapa kamu begitu setia hadir menjadi yang pertama setiap kelopak mataku mengambil jarak dan memberikan keleluasaan bagi mataku mengindera? kenapa selalu kamu yang hadir pertama kali mataku mengindera seberkas cahaya menyelinap di sela sela tirai jendela? kenapa selalu kamu yang pertama datang saat dingin pegunungan masih kejam menusuk tulang dan tubuh masih membentuk pertahanan dalam benteng selimut?


Bayangmu. bayang dirimu. bayang tentangmu.


sekarang aku terpaku dalam pikiranku sendiri dengan secangkir kopi sedang bekerja keras menghangatkanku. kamar masih gelap, jendela yang telah tebuka masih tak mampu mengumpulkan cukup cahaya karena matahari pagi pun selalu tetutup kabut gunung. kamar masih hening, detakan jam masih terdengar jelas dan keras. dan kamu lagi yang hadir. memenuhi ruang tidurku. memenuhi ruang hatiku.


Bayangmu. bayang rasamu. bayang kisahmu.


sekarang aku menenggak kopi yang kusajikan sendiri dengan penuh pendalaman. ada kamu lagi. di mataku, di tarikan napasku, di otakku, di hatiku. kamu lagi. senyummu... ahh semuamu. kamu membuatku menenggak dengan semakin mencinta. kopi itu terasa seperti kamu. hangat dekapmu. nikmat rasa dalam hatimu. semangat cintamu yang menjagaku terjaga. sesosok dirimu dalam secangkir kopiku. pokoknya kamu untuk pagiku.


Bayangmu...


kamu seperti pagiku meski aku tak mampu memastikan kamu siang, sore, dan malamku. aku tak tau. tapi kamu sungguh pagiku. menyesakkan setiap inci ruang pagiku. kamu detak jam yang ramai itu. kamu selipan sinar berkabut matahari di sela tirai itu. kamu dingin udara yang segar terhirup pada detik pertama dan berikutnya aku sadar. dan kamu... kamu ratusan unsur dalam tiap tegukan kopiku. kamu ada di dalam sana. kamu pagiku, kamu kopiku.


Selamat pagi, Secangkir Kopi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar