Minggu, 07 Desember 2014

Sudah, Lalu Apa?

Ada waktu-waktu dimana kau bertanya-tanya pada dirimu sendiri, "apa yang sesungguhnya sudah aku capai dan ingin aku capai dalam hidupku?" "Apakah yang sudah aku capai benar-benar aku inginkan?" "Apa lagi yang harus aku capai setelah ini?" "Apa lagi yang aku inginkan?"

Dulu kau sekolah. Lalu kau ingin lulus dan masuk universitas yang paling baik untukmu. Setelah itu semua tercapai, kau ingin segera lulus kuliah dengan baik dan mendapat pekerjaan yang paling baik untukmu. Lalu setelah semua itu juga tercapai, kau kembali pada pertanyaan awal tulisan ini. Setelah bekerja lalu apa? Apa ini benar pekerjaan terbaik untukku? Apakah aku justru ingin melakukan hal lain?

Dulu kau beranjak remaja. Lalu kau ingin tahu bagaimana rasanya punya pacar. Lalu semuanya tercapai. Bukan satu pacar, tapi banyak orang dekat dengan banyak kisahnya masing-masing. Banyak orang yang hanya dengan modal penanya, datang lalu mencorat-coret cerita mereka masing-masing di dalam bukumu. Lalu mereka pergi. Kalau diberi bonus dari Sang Maha Menentukan, beberapa orang mungkin hanya berubah 'bentuk' di dalam hidupmu, tapi tak kemana-mana. Lalu kau ingin menikah, sembari kembali ke pertanyaan awal tulisan ini. Apakah itu yang benar-benar aku inginkan? Apakah itu benar-benar akan menjadi sesuatu yang membuatku bahagia? Mungkin nantinya setelah menikah, kau akan kembali bertanya tentang apa yang harus kaulakukan dengan keinginan yang telah tercapai itu.

Manusia memang tak akan pernah puas. Sudah demikian desain yang dibuat Si Empunya Dunia atas diri kita.

Dari dulu sampai sekarang, kau mengalami banyak sekali hal. Mimpi-mimpi yang dengan tekun kau susun rapi, lalu kau pertanyakan lagi, lalu kau susun lagi, pertanyakan lagi, dan begitu seterusnya. Kau mengalami proses besar yang terbentuk dari komposisi harapan dan keputusasaan yang seringkali tidak proporsional. Beberapa hal membuatmu begitu bahagia. Beberapa lainnya membuatmu jatuh; tidak seperti mati, melainkah lebih seperti tidur, namun rasanya kau tak ingin bangun seharian, tidak juga membuka tirai jendela sama sekali.

Semakin hari, semakin rajin kau mempertanyakan perihal-perihal. Semakin kau tahu tentang banyak hal, semakin kau tak paham dengan lebih banyak hal lagi. Tentang keinginan-keinginan ketika mereka tercapai; apakah benar ini apa yang aku inginkan? Lalu keinginan-keinginan yang tak juga tergapai; apakah aku sungguh menginginkan hal ini?

Rumput tetangga seringkali lebih hijau. Hanya beberapa orang beruntung yang diberi anugerah untuk pandai merasa cukup dan menganggap rumput di halamannya yang paling hijau. Beberapa lainnya diberi anugerah untuk tidak mengenal warna, tidak ada yang hijau dan yang lebih hijau, tidak ada yang hijau ataupun yang berwarna selain hijau. Beberapa sisanya diberi anugerah kegigihan besar untuk menjadikan rumputnya yang paling hijau.

Di luar mereka adalah orang-orang kebanyakan, yang akan selamanya mempertanyakan banyak hal; seluruh hal baik dan hal buruk.

Pertanyaan-pertanyaan meriuhkan isi kepalamu. Lalu kau pertanyakan lagi keriuhan di dalam kepalamu.

Tak habis-habis.






Jakarta, 7/12/14