Senin, 31 Januari 2011

day #18 - untuk Hendrik Nova Adiyatma


Selamat pagi, kata kata.

Kamu jagonya dalam hal itu. Surat ini seharusnya padat dan penuh kipikan dengan kata untukmu. Tapi aku tak pernah lebih hebat darimu untuk itu. Dan tak akan pernah. Kamu tetap rajanya. Raja kipik. Dan aku bukan ratunya. Takkan pernah menjadi ratunya. Maka sekian yang dapat kurangkai. Terima kasih.

Wabillahitaufik wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuuh.

Selamat pagi, Hendrik!

Sabtu, 29 Januari 2011

day #17 - untuk yang bermimpi

Selamat malam, Asa!

kamu tau? kamu selalu terdengar jauh lebih indah saat dilantunkan bersama orang-orang berharga. berharga karena alasan hebat yang tidak sedikit dan tidak sembarangan. kamu indah saat dilisankan bersama, bahkan saat konteksmu adalah masa depan yang menakutkan dan seakan mampu menelan hidup-hidup. kamu terasa begitu agung saat dibayangkan bersama, walaupun yang terbayang telah melampaui setinggi-tingginya probabilitas.

jangan berhenti bermimpi. bersama. aku suka mendengarnya. apalagi saat semua yang melantunkannya ada di dalamnya. di dalam asa yang diciptakan. jangan berhenti. aku suka mendengarnya. meskipun isinya tak mungkin dan berlebihan. jangan berhenti. aku suka. karena kita akan benar-benar berjuang menggapai dan tinggal di dalam asa itu. jangan berhenti bermimpi. jangan berhenti melantunkannya. bersama-sama. aku cinta kalian.

Selamat malam, yang bermimpi!

Jumat, 28 Januari 2011

day #16 - untuk para perasa


Selamat pagi, Patah Hati.

Selamat pagi, semua yang mampu merasakannya. kalian hebat karena mampu merasakannya. kalian sepantasnya bersyukur karena bisa merasakannya. kalian tak pantas mengeluh. kalian orang yang memiliki hati hebat karena merasakannya. hati kalian dibuat hebat olehnya. karena hebatnya, kalian pantas untuk yang hebat dan itu butuh waktu. tak ada yang rumit. kesakitan itu menghebatkan kalian, dan karena kalian hebat, kalian pantas untuk yang hebat dan itu tak mudah. bukan ada dimana-mana.

Selamat pagi, Jatuh Cinta.

Selamat pagi semua yang mampu merasakannya. kalian juga yang wajib bersyukur karena mampu merasakannya. kalian harus bersyukur karena mampu bahagia dan tersenyum. kalian yang mampu melihat semua berubah indah. kalian pemilik imajinasi tertinggi karena indera mensensasikan dan mempersepsikan semuanya menjadi yang tak mampu orang lain tau. selamat untuk kalian yang mampu merasa aman dan nyaman. kalian yang mampu merindu. tak ada yang rumit. nikmati saja dan berhenti mengkhawatirkan.

Selamat pagi, Para Perasa.

selamat karena kalian punya hati. kalian menggunakannya. mengoptimalisasikannya. selamat karena kalian hidup dalam drama. itu bukan kecacatan. itu kelebihan luar biasa. drama itu luar biasa. selamat karena kalian tidak bangga dan sombong dengan otak kalian seperti Para Pemikir. mereka tak tau bagaimana nikmatnya dunia drama. Alice pun ingin pindah dari Wonderland ke sini. bangga lah kalian karena kalian punya organ yang lebih luar biasa dari sekedar otak, itulah hati.

untuk rasa, apapun kamu, sakit maupun bahagia, jaga hati yang menampungmu. selamatkan mereka. jangan biarkan mereka mati karena kamu takkan lagi punya tempat tinggal.

sekali lagi, Selamat pagi, Para Perasa!

Kamis, 27 Januari 2011

surat cinta day #15 - untuk papa dan mama

Selamat pagi, Pemilik Kesempurnaan!

apalagi yang harus ditulis selain maaf dan terima kasih? selain itu aku hanya ingin menulis bahwa aku ingin terus berfoto dalam pose polos wajah kecilku bersama kalian. aku tak mau foto lain, pose lain, wajah lain. aku tak mau wajah dewasaku dan paras menua kalian. dewasa bodoh! maafkan aku.

sudah. aku tak bisa menulis lagi. aku mau menangis!

Selamat pagi, Papa dan Mama.

Rabu, 26 Januari 2011

day #14 - untuk terima kasih

Selamat malam, penerimaan.

Penerimaan, aku tak tau kamu mampu hadir dengan begitu megah. kamu mampu menggapai diriku saat yang kuharapkan untuk didapatkan adalah sebuah pukulan keras mendarat di wajahku. kamu mampu datang saat aku sungguh butuh dimaki dan diludahi. kamu menggenggam tanganku tepat saat satu satunya hal yang ingin kudapatkan adalah tendangan selamat tinggal yang keras dan menyakitkan.

Penerimaan, kau tau apa yang aku pikirkan saat aku memikirkanmu dan yang memilikimu? aku berpikir tentang berdiri di tengah jalan raya dan menunggu truk besar mengehempaskan tubuhku berdarah di pinggir jalan. aku berpikir tentang naik pesawat dan terjun bebas tanpa parasut dari batas ketinggian terbangnya. aku berpikir tentang menaiki tangga kampus sampai lantai terakhir dan menuju ke lantai bawah lagi dengan cara tercepat tanpa harus naik tangga lagi.

Pemerimaan, kau sesungguhnya menyakitiku. karena aku tak pantas mendapatkanmu. kenapa kau justru hadir dan membuat rasa menguat? dengar, aku sungguh tak pantas untuk itu! Penerimaan, sungguh aku kuat menangis bermalam-malam untuk memikirkanmu. kenapa aku tak ditinggalkan saja? aku merasa berdosa! aku telah menyakiti!

Penerimaan, yang memilikimu dan yang memberikanmu padaku sungguh... tak tau dengan kalimat seperti apa lagi aku harus berterima kasih padanya. aku rasa takkan ada cara yang pantas untuk mengungkapkan keseluruhan rasa terima kasihku padanya. Penerimaan, kamu telah menjadi ujian terberat dan dia lulus. entahlah, dunia boleh melihatnya sebagai yang paling tidak baik tapi kamu lah yang paling tau bahwa dia yang terbaik. siapa lagi? kamu yang paling tau.

Selamat malam, terima kasih.

Selasa, 25 Januari 2011

day #13 - untuk Bunga

Selamat malam, Dua Puluh Enam.

Kamu manis sekali malam ini. Kamu angka paling manis yg pernah aku punya dalam hidupku. Sudah pasti, itu tanggal dimana aku mulai bernapas. Tapi kamu memang yg termanis sejauh aku pernah bernapas 18 tahun ini.

Dua Puluh Enam, kamu cantik. Yg paling cantik sejauh ini. Kamu angka saat ekspektasi yg tak pernah terlisankan dan bahkan ditolak untuk dibayangkan terpenuhi jauh melebihi asa. Kamu yg terindah saat harapan luput dari diri dan kecewa telah menyusupi saat jam berdetak dalam menitnya terakhir menuju jam 12. Kamu datang saat hanya deretan lentera jingga tergantung tertangkap mata tanpa ada sosok kesayangan yg tampak.

Dua Puluh Enam, kamu istimewa. Paling istimewa kali ini. Kamu angka biasa yg teristimewakan oleh setengah mekar yg kudapat. Kamu berubah wujud menjadi wangi bunga yg habis kuhirup sampai tak bersisa. Kamu merah putih hijau putih yang tebungkus plastik sederhana setengah perak. Kamu kado terbaik. Dan aku cinta itu. Dan aku tak habis menikmatinya. Karena ada kamu disana. Karena ada senyumku tersungging tulus disana.

Selamat ulang tahun. Bagiku. Bagi istimewa yg kudapat. Bagi istimewa yg kau beri.

Selamat malam, Bunga :)


Dedicated sweetly for Tiara Ardiani

Senin, 24 Januari 2011

day #12 - untuk Diajeng Larasati Sekar Arum


Selamat pagi, Gendut!

apa matahari di dunia kecil milikmu bersinar pagi ini? atau langit mendung? atau udara hanya dingin berkabut?

oh ya. aku rasa kamu tak tau dan tak bisa menjawab karena kamu sedang terlelap. baru saja terlelap. aku rasa yang kamu tau sekarang adalah bulanmu sedang menampakkan diri dalam tidurmu. ini waktu bulanmu berseri, bukan? bukan mataharimu yang tampak. bagaimana keadaanya? penuh? setengah? sabit? apa ia ditemani bintang? atau ia tetutup mendung lagi?

bagaimana larutmu tadi malam? apa kopi dan rokokmu cukup baik menemanimu? bagaimana lagu lagu yang selalu merdu kau nyanyikan? bagaimana tulisan surat suratmu? apa kabar pikiranmu? apa kabar hatimu?

kamu pernah bilang kamu ingin menjadi sepertiku. yang menurutmu tak pernah memikirkan dan meributkan hidup. aku disini justru iri denganmu dan pikiran-pikiranmu yang selalu rumit. seperti tak ada hal sekecil apapun yang terlewat kamu pikirkan.

apa kabar rasamu? masih penuh luka? masih berdarah? kamu harus mau berhenti membiarkannya begitu. kamu yang mengendalikan segalanya. kamu bisa. kamu harus tau, luka lukanya telah membuatnya terlalu kuat. dan yang sekuat itu akan pantas untuk yang sangat luar biasa. tunggu saja. tapi jangan menunggu dalam diam. jalani dan nikmati saja yang ada, yang hadir dan harus dijalani. walaupun dengan luka lagi.

kamu kompleks. kamu akan ada dalam jilidan sebuah buku biografi tebal. kamu sepantasnya begitu. karena kamu dan hidupmu yang selalu kamu kutuk adalah inspirasi besar bagi orang orang di sekitarmu. kamu akan diabadikan. karena kamu membuat orang mengenangmu.

cepat bangun! matahari menunggu untuk melihatmu. kami juga.

Selamat pagi, Laras!

Minggu, 23 Januari 2011

day #11 - untuk Rasa Sahabatku

Selamat siang, Jatuh Cinta.

aku menulis untuk temanku yang sedang berteman baik denganmu. dia sedang jatuh cinta. mungkin terlalu jauh untuk disebut jatuh cinta, paling tidak dia benar sedang merasa. memiliki rasa. aku mau surat ini disampaikan untuk tujuan sang rasa. tapi aku rasa tak akan sampai. sampai pun tak berminat ia baca, atau ia baca tapi tak ia pedulikan. yah, begitulah dia.

tidak bisa. aku masih mau surat ini ditujukan untuknya. untuk tujuan sang rasa. rasa yang dirasa kuat oleh temanku. rasa yang tak habis dilawannya agar tak menguat. rasa yang tak habis dihentikannya karena ia rasa tak pantas. rasa ia yang cegah mengalir, ia arahkan ke sebuah palang tampungan dan ia pendam. rasa yang baginya salah dan tak ada alasan untuk dirasakan.

sebenarnya aku tidak mengerti apa yang temanku anut. bagiku, selama itu cinta, itu adalah benar. aku tau cinta takkan lepas dari baik buruknya, tapi buruk pun itu, cinta adalah rasa yang paling pantas dirasakan, dipertahankan, diperjuangkan. tidak dihalang-halangi. sama sekali tidak. tapi ia tidak menganut itu. baginya rasa itu salah. aku masih tak paham.

yang aku pahami, apapun yang ia pilih, membiarkannya mengalir atau menghalanginya, cinta diantara mereka memang besar. sudah dari dulu besar. entah dalam wujud transformasi jenis apa, cinta itu sudah besar. aku tau mereka hanya menganut hukum kekekalan energi. bahwa energi itu adalah rasa dan hanya bisa diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tidak dapat diciptakan atau dihilangkan. ya, entah sahabat atau yang bukan sahabat, cinta itu sudah ada, hanya berubah bentuk.

terserah padamu. aku tak akan memaksakan apa yang aku anut untuk kau anut. yang aku tau aku sayang kalian berdua. aku bertemu dia malam ini, aku sempat menatapnya dalam-dalam dari kejauhan dan aku rasa tak ada yang salah atas rasa yang kau daratkan ke sosok seperti itu.

Selamat siang, Rasa Sahabatku.

Sabtu, 22 Januari 2011

surat cinta day #10 - untuk Selamat Tinggal

Selamat sore, Kehilangan

akankah kamu hadir dalam dirinya saat aku pergi nanti? akankah kamu memenuhi jiwanya saat semuanya berakhir kelak? bukan berakhir, mungkin hanya saja tak bisa diteruskan. akankah kamu merasuki hati dan pikirannya saat kelak semuanya berubah?

akankah kamu terus menemaninya? atau apa yang akan kamu lakukan agar sesuatu lain datang dan menemaninya? akankah kamu terus menempeli tubuhnya saat aku tak ada lagi untuk itu?

ataukah kamu tak akan datang menghampirinya sama sekali? apa kamu akan membiarkannya baik baik saja? sementara aku tau pasti kamu akan membayangiku, menggerogotiku, membelengguku. aku tau pasti kamu akan bersamaku dan tak mau melepaskanku.

sungguh Kehilangan, mengkhawatirkanmu jauh lebih berat daripada mengalamimu.

Selamat sore, Selamat Tinggal.

Jumat, 21 Januari 2011

surat cinta day #9 - untuk Kejujuran

Selamat malam, Mimpi Buruk.

demi semesta alam, kalimat "lebih baik jujur walaupun sakit" adalah kebohongan paling besar yang pernah diciptakan cipta, rasa, dan karsa makhluk bernama manusia. tak ada yang lebih baik. percaya padaku. tak ada sama sekali. mungkin ada sedikit yang memburuk. hancur lebur. sisanya tak ada yang berbeda. dalam kebohongan menderita, dalam kejujuran kesakitan.

Mimpi Buruk, aku tak pernah tau bahwa menyadarimu adalah hal terindah. sungguh indah saat menyadari bahwa aku baru saja mengalami mimpi buruk, karena itu berarti aku terbangun dalam dunia nyata. tapi sekarang aku tau. karena aku baru saja mengalami mimpi buruk, dan aku takkan bisa terbangun. aku akan selamanya berada di tengahmu. kenyataanku adalah kamu. dan rasanya seperti tak ada pilihan lain selain mati agar bisa bangun di tempat yang lebih jauh lagi. paling tidak aku bisa bangun.

Mimpi Buruk, aku benci kejujuran. sungguh, kenapa tak ada hal lain yang bisa mengikutinya selain air mata? air mata! itu menyakitkan. kenapa kedatangannya harus diiringi dengan detakan hebat jantung yang sesungguhnya ingin berhenti bukannya bekerja keras seperti itu, dan harus diakhiri dengan kalau tidak kecanggungan, kebencian, kehilangan, dan yang terdekat ya air mata. air mata lagi.

Mimpi Buruk, aku benci kejujuran. aku benci tak mampu mengubah apapun dari konteks di dalamnya. aku benci semuanya. aku benci diriku. aku benci usahanya menerimaku. aku benci kuantitasnya mencintaiku yang semakin meningkat. aku benci pelukannya yang semakin erat. karena semua itu membuatku semakin ingin bangun di tempat yang jauh lebih jauh itu. aku menyakiti dalam keburukan dan semua kebaikan sebagai balasan balik menyakitiku. karena aku bersalah! berdosa! dan aku tak pantas untuk itu.

Mimpi Buruk, aku benci kejujuran. tolong beri tau aku caranya untuk bangun. aku tak mampu menanggulangi perasaan bersalahku lagi. perasaan takut kehilangan. perasaan apalah. aku tak mau terus terusan bersamamu, Mimpi Buruk. tapi aku memang tak bisa bangun. aku selamanya takkan meninggalkanmu. iya kan? kalau begitu tolong biarkan aku terlelap dalam kenyataan. selama mungkin. aku tak kuat.

demi kuasa di langit dan bumi, bawa doraemon ke hadapanku sekarang juga dan aku akan merampok mesin waktunya!

Selamat malam, Kejujuran.

day #8 - untuk Secangkir Kopi


Selamat pagi, Bayangmu.


aku heran, kenapa kamu begitu setia hadir menjadi yang pertama setiap kelopak mataku mengambil jarak dan memberikan keleluasaan bagi mataku mengindera? kenapa selalu kamu yang hadir pertama kali mataku mengindera seberkas cahaya menyelinap di sela sela tirai jendela? kenapa selalu kamu yang pertama datang saat dingin pegunungan masih kejam menusuk tulang dan tubuh masih membentuk pertahanan dalam benteng selimut?


Bayangmu. bayang dirimu. bayang tentangmu.


sekarang aku terpaku dalam pikiranku sendiri dengan secangkir kopi sedang bekerja keras menghangatkanku. kamar masih gelap, jendela yang telah tebuka masih tak mampu mengumpulkan cukup cahaya karena matahari pagi pun selalu tetutup kabut gunung. kamar masih hening, detakan jam masih terdengar jelas dan keras. dan kamu lagi yang hadir. memenuhi ruang tidurku. memenuhi ruang hatiku.


Bayangmu. bayang rasamu. bayang kisahmu.


sekarang aku menenggak kopi yang kusajikan sendiri dengan penuh pendalaman. ada kamu lagi. di mataku, di tarikan napasku, di otakku, di hatiku. kamu lagi. senyummu... ahh semuamu. kamu membuatku menenggak dengan semakin mencinta. kopi itu terasa seperti kamu. hangat dekapmu. nikmat rasa dalam hatimu. semangat cintamu yang menjagaku terjaga. sesosok dirimu dalam secangkir kopiku. pokoknya kamu untuk pagiku.


Bayangmu...


kamu seperti pagiku meski aku tak mampu memastikan kamu siang, sore, dan malamku. aku tak tau. tapi kamu sungguh pagiku. menyesakkan setiap inci ruang pagiku. kamu detak jam yang ramai itu. kamu selipan sinar berkabut matahari di sela tirai itu. kamu dingin udara yang segar terhirup pada detik pertama dan berikutnya aku sadar. dan kamu... kamu ratusan unsur dalam tiap tegukan kopiku. kamu ada di dalam sana. kamu pagiku, kamu kopiku.


Selamat pagi, Secangkir Kopi.

Kamis, 20 Januari 2011

day #7 - untuk Hujan dan Lilin


Selamat malam, Harapan!

aku tak pernah tau mengapa semua orang selalu memilikimu. aku juga tak paham kenapa orang selalu merasa harus memilikimu. mereka tak pernah tau bagaimana kebahagiaan yang mampu hadir saat diri tak memilikimu. Harapan, kamu memang lebih baik tak ada. tak diciptakan. aku tau pasti.

Harapan, maaf aku berbelit-belit. tapi aku mau berterima kasih, untuk kali ini saja. benar-benar terima kasih. terima kasih kamu tak memenuhi sesak diriku. terima kasih tak hadir kali ini. dalam kisah ini. ketiadaanmu membuat semua menjadi lebih indah dari standar keindahan yang memang tak pernah diharapkan. sungguh, tak ada kamu memang baik, Harapan.

kamu tau, kamu tak ada saat kebersamaan ditawan oleh deras hujan sampai larut malam. kamu tak ada saat sinar teduh lilin mendekap penuh cinta dalam kegelapan. kamu tak ada saat lapar yang meronta terobati oleh sepasang tangan yang mampu menyajikan sesuatu yang kurasa cinta. kamu tak ada saat cahaya kunang-kunang sungguh menari di sekitarku di tengah gelap gulita dan dingin hujan. kamu tak ada saat sederetan gambar terabadikan dalam singgungan senyum-senyum paling bahagia.

Harapan, saat itu kamu tak ada. dengan begitu, segala biasa terasa luar biasa. kamu membuat sebait rima terbaca seperti sejilid novel romantis. kamu membuat segores kuas terlihat seperti sebuah lukisan besar. kamu membuat sederet nada terdengar seperti satu lagu cinta utuh.

Harapan, terima kasih tidak hadir kali ini. terima kasih karena ketiadaanmu membuat hujan, gelap, lilin, foto, kunang-kunang, dan bahkan telor dadar terasa seperti surga. terima kasih. karena ketiadaanmu, aku cinta hal-hal kecil itu. dan aku mampu bersyukur. terus-terusan bersyukur. dan berbahagia.

Selamat malam, Hujan dan Lilin :)

Rabu, 19 Januari 2011

day 6# - untuk Via dan ruang biru

Selamat malam, Kesederhanaan.

tidak, aku tidak akan menyapa si Kesederhanaan. aku tidak akan bicara dengan sang Kesederhanaan. aku akan langsung bicara denganmu, Via.

aku mau kamu tau, aku rindu ruang birumu. ruang biru dan hampir semua biru. warna bodoh. bodoh karena kamu lah yang menyukainya. aku rindu isinya dan sekitarnya, kecuali pemiliknya. karena kamu harus tau, aku semacam membutuhkanmu. aku butuh kesederhanaanmu untuk menghentikanku menjadi Sang Berlebih. aku butuh kecukupanmu untuk menyumbatku mengeluh. aku butuh positifmu untuk mengalihkan negatifku.

aku butuh ruang birumu. bukan untuk menyaksikan salju vulkanik jatuh dari langit pertama kali seumur hidup, tapi untuk membunuh waktu bersamamu. sebenarnya kamu teladan paling baik untuk segalanya. aku tak tau akan dimana lagi mengenal sosok yang mampu selalu baik baik saja dalam menjalani hidupnya. entah dimana lagi ada sosok yang punya segalanya tapi mampu berlaku biasa saja, sekaligus sosok yang saat tak memiliki mampu berlaku seperti segalanya telah terpenuhi.

aku mau ruang birumu. bukan untuk menumpang koneksi internet, tapi untuk mendengar kalimat-kalimat yang selalu bodoh keluar dari mulutmu. kalimat jenaka, dan kenapa kamu tak menjadi pelawak atau sekedar pembodoh saja? aku tak tahu bagaimana jalan pikirmu. bagaimana jalan rasamu. bagaimana otakmu, bagaimana hatimu. tapi bolehkah aku meminjam dan mengopi sedikit? walaupun aku tau otakmu secadas underoath dengan IQ ratusan berpangkat dua, aku masih tak paham. aku tak paham bagaimana kamu bisa tenang saat berpapasan dengan apapun. atau mungkin hanya tampak tenang? kalau begitu paling tidak beritahu aku bagaimana caranya tampak selalu tenang. dan baik baik saja.

aku merindukan ruangan biru bodohmu. bukan hanya rindu helai rambut berserakan, tapi semua isinya dengan nyanyianmu beserta pilihan lagu yang selalu idiot dengan raut wajah paling polos. dan kamu. sungguh. aku rasa aku akan butuh itu selamanya. apakah aku bisa? sepertinya aku akan butuh bicara denganmu selamanya. apa bisa? aku akan butuh berbagi, bercerita, bertanya, dan bahkan berteori denganmu selamanya, seseringnya. apa mungkin? aku tak tahu akan dengan cara apa lagi aku menemukan orang yang mampu memproses dan menerima informasi apapun. APAPUN! sistem saraf pusatmu memang ksatria. akan seperti apa lagi aku mengenal orang yang mampu mendengar dan memahami apapun bentuk aksara. kepribadianmu memang raja.

sesungguhnya aku tak perlu menulis surat. aku bahkan sudah pernah menulis surat cinta penuh gombalan untukmu. toh kamu sudah tau dan kapanpun aku bisa menyampaikan langsung padamu. tapi aku rasa kamu pantas di abadikan dalam satu bentuk berbeda. dan inilah seadanya. bersenang-senang lah dalam liburanmu. karena kami disini juga bersenang-senang tanpamu dan akan segera membuatmu iri. salam untuk Lombok, anggap saja dari Defri yang rindu pulang walau sesungguhmya salam itu dariku untukmu.

Selamat malam, Via.

Selasa, 18 Januari 2011

day #5 - untuk seragam pelangi

Selamat malam, Kanvas Ajaib.

malam ini aku kembali sibuk dengan pikiranku tentang angka, tentang waktu, tentang masa depan. aku benar-benar sedang tidak stabil. sekarang malam semakin larut dan kamu, Kanvas Ajaib, menyusup menjadi sewujud objek yang harus diindera oleh mataku. kamu semakin mendramatisir segalanya.

kamu tergantung manis dalam diam dibalik cermin kecil di kamar gelap yang sudah lebih dari 2 tahun aku tempati. kamu ajaib karena kamu tak selayaknya menjadi kanvas, tapi kamu lah satu benda yang aku percaya mampu menjadi kanvas terbaik dalam hidup semua orang yang pernah mengalami momen yang disebut kelulusan masa SMA. masa yang katanya paling indah, masa dimana kita lah sang raja dan ratu. aku setuju, dan kalau ada yang tidak, mereka lah yang bodoh dan merugi karena tak mampu merasakannya. kamu menampung ratusan coretan paling tidak penting yang sekaligus menjadi coretan mesin waktu. mesin waktu yang sekarang juga membawaku ke masa lalu dan masa depan sekaligus.

kamu psikofarma yang mampu mengembalikan ingatan. kamu hebat, Kanvas Ajaib! aku rasa baru kemarin sore aku sibuk mencari atribut ospek. baru kemarin malam aku melihat boulevard kampusku dipenuhi transaksi antara senior dan junior sepenuh pasar awul-awul saat sekatenan di Jogja. sekarang, aku seperti melihat setelan toga bodoh menggantung di belakang pintu. setelan yang entah apa maknanya dalam beberapa jam ia bertugas menutupi tubuh. karena tak lebih dari beberapa jam itu ia akan dilepas dan sebongkah besar kebingungan dan kehilangan akan menghantam kepalamu dari belakang. hantaman yang bukannya menyebabkan hilang ingatan, tapi justru memutar kembali film berjudul 'Memori Hidup'.

Kanvas AJaib, kamu jahat. kenapa kamu harus diam disitu? kenapa kamu tidak pergi saja ke dekat sumur kosku dan berganti menjadi abu? kenapa aku tak melakukannya toh kamu memang tak mampu melakukannya sendiri? aku rasa baru kemarin aku berpesta pora dengan ratusan kanvas lainnya, dan sekarang semuanya berubah. yang lebih tragis, semua itu akan segera kualami lagi. kenapa kamu sudi dilumuti jamur disitu? kamu mengembalikan rindu luar biasa untuk sahabat, saudara, tawa, tangis, kisah, dan kehidupanku di masa lalu. semuanya memang masih ada. hanya saja... berubah.

warna-warnimu sungguh menyakitiku malam ini. tapi siapa peduli? aku juga seharusnya tidak. semuanya akan baik saja kan? semua hanya bagian bagian dari puzzle raksasa yang bernama hidup dan semua indah. tak ada yang lebih tebal dan lebih tipis dari potongan-potongan itu. iya kan?

yasudah. sampaikan salamku untuk masa lalu. tak ada yang hilang kok. hanya saja akan segera berubah lagi.

Selamat malam, Seragam Pelangi.

Minggu, 16 Januari 2011

Dieng :)



tak tau apa
yang pasti
banyak cinta disini
antara kami semua
ada dingin
dan lagi lagi
ada cinta

salam, Puncak Dieng
kamu dingin terhangat
hangat peluk
:)

surat cinta day #4 - untuk pesan cinta

Selamat malam, Senyum.

kau tau? kamu teman terdekatku belakangan ini. kamu definisi teman paling signifikan akhir-akhir ini karena kamu sungguh setia selalu hadir. Senyum, aku rasa kamu yang akan selalu melekat selama dia bertahta dalam kelogisan maupun kecacatan logisku. aku rasa kamu yang akan selalu menggenggam wajahku selama dia berkuasa dalam hati yang sakit maupun sehatku.

dan aku rasa, tulusmu lah yang hadir menjadi pertama dan utama saat cacat kecanggihan teknologi mengantarkan semacam pesan klasik berpita selayaknya kado yang tak pernah terharapkan. aku rasa kamu lah yang ada saat mataku merefleksikan deretan singkat huruf dalam iris hitamnya.

deretan bentuk monoton yang berubah penuh makna. deretan "kamu istirahatlah, sayang. hari sudah lelap dan lelahmu semakin pekat. istirahatlah. besok aku tetap ada dalam dekat."

Senyum, kamu baik telah menemani. pada akhirnya rindu semakin melekat dan aku butuh untuk mendekap.

Selamat malam, Pesan Cinta :)

Sabtu, 15 Januari 2011

surat cinta day #3 - untuk Hangat Puncak Dieng

Selamat pagi, Dingin.

kamu satu satunya hal yang memenuhi segala ruang kosong diriku selain cinta selama 2 hari ini. 2 hari perjalananku bersama segerombolan besar teman-teman menuju Puncak Dieng, Wonosobo. kamu dan cinta. sungguh sungguh bukan hanya mengisi ruang kosong diri, tapi menyelimuti seluruh permukaan diri. Dingin dan cinta. aku ingin bilang, demi jagat raya, kalian pasangan paling luar biasa yang sempurna mengisi diriku. demi Tuhan, kalian paling membuatku bahagia.

Dingin, terima kasih sudah agak merepotkanku untuk terus mencari kehangatan dan terus menyiksa imun tubuh untuk kerja rodi menyelamatkanku. sungguh, terima kasih telah membuat kami semua terus saling berpelukan, menghangatkan, mencintai. demi hela napas, aku bahagia. Dingin, terima kasih membuat teman temanku menenggak listerine demi merasakan hangat. dan untuk malam itu saja, aku cinta harum siksa listerine itu. Dingin, aku cinta mereka.

kamu satu yang setia menemani lelahku duduk di atas motor, lelahku berjalan menikmati ciptaan Sang Agung, lelahku tersenyum untuk di abadikan dalam suatu memory card. kamu dan cinta. sungguh aku jatuh cinta. padanya, pada mereka semua, pada semua yang kulihat. Sang Agung memang agung. kamu yang selalu hadir mengusik tawaku melihat temanku menjadi turunan Korea, berpelukan seperti penderita gangguan mental, gemetar tak mampu menyalakan korek api untuk rokok, berpose seperti idiot, dan tertawa. lalu tertawa lagi. dan terus tertawa. kamu satu yang setia menggenggam erat tanganku saat mengagumi tajam hujaman es dari pekat kabut, dan lalu Candi Arjuna, Kawah Belerang, sampai Telaga Warna. kamu dan cinta. sungguh kalian indah. seindah spot spot yang kusebut tadi.

Dingin, kamu keluh yang tak habis kusyukuri. kamu menahan tawa untuk tetap berdiri tegak di antara kami. menahan cinta tetap hangat mencumbu kami. menahan peluk tak terlepas dari tubuh kami. sungguh kamu tak habis kusyukuri. bahkan saat kamu berteman dengan udara malam dan semakin menyiksa perjalanan pulang kami. berteman dengan angin kencang yang bahkan menimbulkan percikan api listrik. berteman dengan basah hujan. berteman dengan gelap malam yang melarut. berteman dengan panjangnya jalan menuju rumah yang seakan tak akan sampai. berteman dengan ban motor pecah, rantai motor lepas, atau apalah. sungguh kamu masih satu yang setia ada dan menjaga kami bersama.

kamu satu yang membuat musik menjadi begitu hangat di tengah deras hujan. kamu satu yang membuat teh dan kopi hangat semakin hangat dan nyaman diteguk. kamu satu yang membuat warung sederhana menjadi rumah yang selalu hangat melindungi penghuninya. kamu satu yang membuat nyanyian semakin merdu dengan nada tawa. kamu satu yang membuat suara gitar semakin indah menghangatkan hati. kamu dan cinta. karena kalian berteman baik 2 hari itu. kamu dan cinta yang mengindahkan segalanya. kamu dan cinta yang menjaga hati dan rasa kami bersama. saling menggenggam erat.

Dingin, terima kasih untuk semua cinta yang semakin kuat kau ciptakan. terima kasih. terima kasih telah mendramatisir segala keindahan disana yang kukagumi. terima kasih membuat jalan seakan berlapis perak dengan tawa dan kebersamaan kami. terima kasih membuat Dieng seperti satu satunya keindahan dunia karena kebahagiaan yang kamu dan cinta ukir. terima kasih untuk semuanya.

salam untuk Wonosobo. kamu cinta dan kamu membuat kami mencinta.

Selamat pagi, Puncak Dieng!



Story Soundtrack : M+M's - Blink 182
"buy some candy and cigarette and we'll drive in my car. we'll blast the stereo and we'll drive to madagascar"

Jumat, 14 Januari 2011

surat cinta day #2 - untuk bumi Tuhan

Selamat malam, langit malam.

Maaf menyapamu di dini hari. Sampai saat aku tak sedang melihatmu pun aku tau kau indah dan selalu jadi inspirasi. Kamu sumber ketenangan. Kamu ajakan untuk diam, melihat lebih dalam ke dalam hati dan pikiran. Merekam ulang semua peristiwa dan meraciknya menjadi pelajaran hidup. Kamu hitam. Dan kamu tau aku cinta hitam. Apalagi dengan kilau silver-mu yang bersinar indah. Karena aku tidak butuh bulan.

Langit malam, bukan hanya kamu. Teman-temanmu juga luar biasa. Kalian semua yang ada dalam satu komunitas alam-ciptaan-Sang-Agung. Kalian semua cantik. Wonosobo juga. Semua yang tertangkap mata dalam perjalananku ke sini luar biasa. Mungkin karena pengaruh musik yang memenuhi telinga dan menciptakan film yang kita perankan dengan soundtrack yang sedang didengarkan dan semua yang terlihat menjadi setting tempat film yang selalu dramatis. Semuanya terlihat sehebat hollywood.

Aku yakin, puncak Dieng juga hollywood. Karena luar biasa. Walaupun perjalananku belum sampai sana. Perjalananku tertahan malam dan terbelenggu kebersaamaan dengan orang-orang yang takkan ada alasan untuk tidak mensyukuri keberadaan mereka di hidupku. Terbelenggu ruang-ruang ajaib pencipta rasa takut kehilangan yang besar. Takut kehilangan masa indah ini, kebersamaan ini. Takut berubah. Takut dalam nyanyian yang terlampau merdu terdengar karena lagu-lagu itu tentang kita dan itu suara kita bersama. Nyanyian yang membuat napas sampai menyesak dan suara memarau menjadi hal yg paling disyukuri.

Semuanya indah. Bahkan abu vulkanik yang masih saja tersisa di jalan menuju ke sini. Jalan yang tertutup luapan lumpur Merapi. Bahkan sampai setinggi rumah. Bencana yang sampai sudah berakhirpun masih saja memaksa orang melindungi diri dengan masker. Sungai yang tidak lagi kuning kebeningan dan telah bertransformasi menjadi abu-abu menghitam. Tebal. Bahkan batu super besar yang bisa-bisanya terhanyut aliran dan merintangi jalanan. Semua luar biasa. Terlalu luar biasa. Kamu hebat, Tuhan. Terlalu hebat.

Selamat malam, bumi Tuhan :)

Kamis, 13 Januari 2011

surat cinta day #1 - untuk masa depan

Selamat siang, Khawatir.

kenapa kamu selalu datang membebani? kenapa kamu berteman akrab dengan masa depan? ayolah, kalian berdua bisa saling mencari teman lain untuk menambah kolega. tak perlu kalian berdua menempel setiap saat dan hanya berdua.

Khawatir, tapi jangan cari aku sebagai teman baikmu yang baru. aku sesak. kemarin aku menyelesaikan ujian akhir semester 5 ku dengan sukses dan kesuksesan itu membawa aku semakin dekat dengan mu. kenapa waktu begitu jahat? aku tau semua akan baik-baik saja. aku hanya tak suka perubahan! sangat tidak suka! angka 5 sudah berakhir. besok 6. besok lagi 7 dan itu seharusnya adalah batas akhir. Khawatir, aku tidak mau berakhir.

aku tau aku sudah mengalami hal ini berkali kali dalam hidupku. dan untuk itu aku lelah. jangan lagi kehilangan, tolong! setiap aku nyaman, aku harus pergi. aku tau itu sudah sewajarnya, Khawatir. tapi semua itu juga membuatku semakin dekat denganmu.

denganmu dan temanmu. si Masa Depan. apa yang harus kulakukan saat aku benar-benar berpelukan dengannya nanti? apa yang harus kulakukan? aku lelah kehilangan teman dan kenyamanan. aku lelah memulai lagi semua adaptasi dari awal. aku takut dengan temanmu! takut! walaupun aku seharusnya sudah dewasa dan lebih mampu. tapi itu dia, aku pun tak suka menjadi dewasa.

kenapa, Khawatir? aku tidak mau menemui teman dekatmu itu. Masa Depan. bilang pada waktu, berhentilah berlari, berjalan, atau merangkak sekalipun. suruh dia diam! karena aku tak mau kemana-mana. aku tak mau bergerak! aku tau aku akan selalu mampu melakukan yang terbaik, seperti selayaknya selama ini telah kulakukan. aku tau aku akan baik saja. tapi aku tidak mau. aku malas menghadapi temanmu itu.

salam hangat untuknya tapi ya? aku akan tetap menemuinya. aku tau akan akan sayang padanya.

Selamat siang, Masa depan :)

called it ART!



hobi gue:
dengerin lagu
ngumpulin lagu baru
meramu playlist
mengapresiasi cover album

dan ini... dua cover album kesukaan gue sekarang. ini baru namanya seni!

aku kangen.


aku kangen. aku lihat senyumnya di setiap sudut kamar. aku cium aroma tubuhnya di setiap hela napas. aku dengar tawanya di setiap kedipan mata. aku lihat wajah semua orang menjadi wajahnya. aku dengar suara setiap orang seperti suaranya. aku mencium wanginya di harum parfum semua orang.

aku berlebihan. aku berlebihan atau terlalu peka? aku terlalu peka atau orang lain tidak peka? yang aku tau dia terbayang seperti Ivan Pavlov atau Federic Skinner atau siapalah penguasa teori perilaku atau teori stimulus-respon. dia bahkan menyalahi teori karena sekarang dia adalah segala stimulus yang kuindera sekaligus segala respon yang kuhasilkan. dia menyalahi teori karena bahkan tidak ada modifikasi perilaku yang bisa diterapkan untuk mengubah perilakuku tentangnya, karena memang semua perilakuku hanya tentang dia. tak ada pengkondisian yang bisa menyelamatkanku dari rindu memeluk hangatnya, karena itu satu-satunya pengkondisian yang aku butuhkan untuk sembuh dari kegilaan.

aku keterlaluan. rasaku keterlaluan. memang benar. dia sudah seperti setiap potong puzzle dalam dunia yang kulihat. dia dimana-mana. rasaku sudah seperti material vulkanik yang beberapa bulan lalu terus menerus dimuntahkan Merapi. sudah seperti lumpur isi perut bumi yang sejak bertahun-tahun lalu menyembur di Sidoarjo dan menciptakan lautan pekatnya sendiri. dia sudah seperti luapan air laut raksasa yang menggulung Oktober lalu di Mentawai. ah... apalah. rinduku memang sudah seperti air yang meluap dan tumpah ruah dari sebuah ember dan keran airnya masih tidak bisa dimatikan.

aku dramatis. dia dan sosoknya yang tak tampak yang membuatku begini. bagian bumi yang kupijak bahkan sudah menjadi teritori daerah 4 musim. hari ini aku terbagun dan melihat keluar jendela lalu merasa semua daun telah berubah cokelat dan berguguran. dialah kuantitas daun gugur itu. kemarin aku bangun dan merasakan dingin menusuk seakan halaman depan sudah putih tertutup salju. dialah setiap butir salju yang jatuh itu. besok lusa aku terbangun dan mencium harum bunga, rumput, dan bahkan tanah yang begitu segar dengan suara burung berbulu biru seakan bernyanyi langsung di atas kepalaku. dialah jumlah bunga yang mekar itu. besok aku bangun dan menedang-nendang selimut jauh-jauh karena gerah dengan sengatan silau matahari yang tajam. dialah kuat dan tajam silau cerah itu.

aku hanya kangen. aku ingin sosoknya. sosoknya yang nyata di depanku. sekarang ini juga. kalau tidak aku semakin menggila. dan itulah keahliannya. membuatku gila dan tergila-gila. entah apa yang dia punya. entah apa yang telah aku susun sendiri dalam otak dan pikiranku sampai membentuk rasa seperti ini untuknya.

"aku ke rumahmu ya?"
"sekarang?"
"ya terserah kamu. kamu dimana?"
"aku lagi ngurus perpanjangan stnk. sejaman lagi ya?"
"iya. kasi tau aja kalo udah di rumah"

Tuhan, TERIMA KASIH. terima kasih telah mengamini segala kebutuhan dan keluhanku. terima kasih atas segala kesempatan.

dalam kurang dari 5 menit lagi aku pasti sudah selesai mengunci pintu kamar, mengeluarkan motor dari garasi, dan pergi. kenyataannya matahari terlalu terik bertahta selama beberapa jam di siang ini dan uap-uap air tak sanggup lagi saling memikul di atas sana. putih mereka berubah menjadi kelabu. kelabu itu melebar dan menutupi biru yang masih tersisa. tak sampai sempat aku mendapatkan 5 menit yang aku butuhkan, transformasi benda laut yang menjadi benda langit itu secara bergerombol dan tanpa jeda segera berubah lagi menjadi benda bumi. membasuh seluruh isi bumi. deras. pekat. tanpa ampun.

kakiku tercegat melangkah melewati 1 garis tipis pembatas kamarku dan halaman. memang tipis. dan setipis itu keterlambatanku. membuat rindu yang ada masih dramatis, masih berlebihan, masih keterlaluan. Tuhan, terima kasih. kelabu-Mu masih indah kok. hanya saja rasaku sekarang menjelma menjadi wujud sore ini. sepekat langit, sederas hujan, setajam kilat, semenggelegar petir, seluas sebaran genangan air.

aku masih kangen.

road on top




kemaren-kemaren gue abis ngebajak lagu ber-album-album dari warnet paling diberkahi di muka bumi karena isi harddisknya itu lengkap bangeeet (God bless that warnet, dateng tinggal copy paste doang).
dan pas pulang gue dengerin lagu lagu yang abis gue bajak, ada tiga album dengan cover album sejenis. semacam latah atau emang lagi itu inspirasinya atau emang lagi ngetrend?

life. flow. slow.

gue punya 3 kutipan favorit sepanjang hidup gue.
ini dia, sekedar biar dunia tau...
kalo hidup itu flow... slow...

dari buku
book : the black swan
author : Nicholas Taleb
quote : "life is a sequences of luck"

dari film
movie : fired up
director : Will Gluck
quote : "you know what John Lenon ever said? 'life is what happened when you're busy making the other plan'"

dari lagu
song title : grow a day older
song writer : Dewi Lestari
quote : "if everything has been written down so why worry?"

so? why are you still thinking too much?

Kamis, 06 Januari 2011

fiksi terbalik


"kamu tau apa bagian kesukaan bagiku dari hubungan kita?"
"apa?"
"saat kita berpelukan dan aku bilang 'aku sayang kamu'."
"dan aku jawab 'dan aku belajar...'."
"ya... aku suka sekali."



*gambar di atas adalah desktop background paling keren di laptop gue,
dan sekali lagi... JANGAN PERNAH PERCAYA FIKSI!*

Rabu, 05 Januari 2011

...kamu!

"kamu. aku bukan suka. aku bukan sayang. aku bukan cinta. bukan hanya itu. aku tergila-gila. kamu sosok kesukaan."

Selasa, 04 Januari 2011

JANGAN BERGANTI

"aku berusaha tidak memperdalam perasaan. aku sadar. otak dan hatiku memilih untuk menolak pemrosesan stimulus semakin-cinta. kamu juga tak yakin. karena aku juga sengaja atau mungkin tidak sengaja tak ingin berharap. tidak berkspektasi paling tidak. aku ingin mempersiapkan diri untuk keadaan terburuk. dan kau tau apa? sekarang kamu justru meredup dan hilang. pada titik itu semua tameng hati dan otakku remuk dan hancur. semua rasa justru semakin tajam dan menikam. menghujam. menyundut. semakin kuat dan aku tak sanggup. tolong mengerti. tolong aku. tolong jangan berganti."

lampu jingga jalan raya


aku terpaku diam menatap hitam penuh cahaya. aku suka jalan raya di malam hari. aku suka duduk melamun di pinggir jalan. aku merasa menonton televisi, menonton insprirasi. seakan aku bukan bagian dari tempat itu. aku hanya penonton. dan itu indah.

aku diam dengan tatapan kosong mencoba mendalami keributan suara mesin yang membabi buta. aku suka lampu jalan yang bersinar jingga. aku suka saat melihat tetes-tetes berkah yang dijatuhkan Tuhan tepat di bawah sinar jingga lampu jalan. aku suka jingga itu saat tercermin dalam genangan-genangan yang menguasai jalan setelah hujan. tapi syukur, malam ini tidak hujan. aku bisa beli makan dengan selamat dan kering. dan menonton jalan raya.

malam ini tidak hujan. kering. sejuk. tepat persis hatiku yang sedang berada pada masa musim semi setelah sekitar dua hari mengalami musim gugur yang cepat berganti menjadi salju yang dingin membekukan segala elemen diri, terutama hati. malam ini semua beku mencair. mengalir. pergi. matahari, bintang, pelangi, bunga, dan segala jenis kebaikan mekar.

"aku bosan. aku malas. bahasa kerennya, aku jenuh."
"alasannya?"
"aku tidak tahu. kamu terlalu baik. tak ada tantangan."
"berapa kali aku bilang, passion mengejar dan dikejar itu berbeda. dikejar itu bahkan tak ada passion-nya."
"ya... mungkin."
"aku yang mengejar. semua akan sulit bagiku dan mudah untukmu. kamu dikejar. kamu akan baik-baik saja. aku tidak."
"aku ingin mengejar."
"dan kamu tak mungkin balik mengejarku. it will always be someone else. jadi bagaimana?"
"bagaimana apanya?"
"dengar, ada saat melepaskan. tapi bukan sekarang, bukan besok, bukan nanti. kuharap. aku akan berjuang. aku melepaskan segala kesempurnaan yang sudah kumiliki untuk memperjuangkan suatu ketidaksempurnaan ajaib. ajaib dan kuat. dan itu kamu."
"kamu berjuang. aku tidak. semuanya jadi tak ada arti apa-apa bagiku."
"aku tau. beda passion mengejar dan dikejar. aku akan menyerah pada waktunya. tenang saja."

suara mesin-mesin di jalanan mulai meredup. mulai sepi. aku semakin suka. tapi tetesan berkah mulai tak sanggup terpenjara awan dan jatuh lagi. tapi aku tidak jatuh. aku hanya harus pulang. ini sudah jam setengah 12 di pojokan jalan samping lampu merah dekat kos. tempat duduk kesukaan.

"aku kangen. mungkin tak kamu dengar."
"aku dengar. aku juga kangen. maafkan aku."
"kamu tak pernah salah bagiku. kamu segala kesalahan yang kupilih menjadi benar. sebenar-benarnya keyakinan dan pilihan."
"aku sayang kamu."
"jangan tanya aku. aku lebih dari itu."

jingga di jalan, jingga di atas tetesan hujan, jingga dalam genangan, jingga dalam hati. terima kasih Tuhan untuk jalan raya dan lampu jalan cahaya orange-nya. terima kasih Tuhan untuk bising jalan dan tetesan berkah yang sering menyusahkan. terima kasih Tuhan untuk memperbaiki semuanya. karena Kau tau aku tak sanggup.


9.05 PM - Agronet
abis beli sate deket lampu merah
TERIMA KASIH TUHAN :)

Sabtu, 01 Januari 2011

celebrating... you!


bagaimana caranya memberi selamat? kalimat apa yang harus kusampaikan? kepada siapa aku harus menyelamati?

semua orang. semua orang harus diselamati. karena semua orang merayakan. meskipun aku tidak. apa yang berbeda? ini malam biasa. ini malam seperti layaknya tiap malam aku sulit terlelap. malam biasanya aku mampu terjaga sampai waktu tak pantas lagi disebut malam. malam biasa yang memang harus dianggap sebagai persiapan bagi keesokan hari. hari yang pada akhirnya biasa saja.

maaf. aku skeptis. aku tak tahu apa itu tahun baru. apa itu valentine's day. apa itu hari ibu. apa itu hari ulang tahun temanku. bahkan apa itu hari ulang tahunku. pada hakikatnya semuanya akan sama saja. dan lagi-lagi semua yang orang anggap agung sehingga dirayakan dan dipersiapkan sedemikian megah itu akan berlalu juga.

ah, aku benci waktu. aku benci. dia memang pelari handal. aku lelah harus terus berlari mengikutinya. aku sudah lebih dari ngos-ngosan. dia membuatku menyicipi dan tak sempat menikmati. atau menikmati dan lalu harus memuntahkan. jadi apa bedanya semua? hari ini, besok, kapanpun, apapun labelnya, sama saja.

maaf jika aku terus berkicau meminta 19 buah lentera yang kalau bisa berwana hitam diterbangkan di malam 18 Februari tepat jam 2 malam. aku tidak berusaha merayakan. aku hanya berusaha terlihat tidak begitu skeptis.

tapi aku mau jujur. malam ini aku merayakan. merayakan sesuatu. bukan tahun baru. merayakan rasa yang kurasakan. merayakan kebahagiaan yang kukecap. merayakan kamu, dalam aku. aku tau ini lebih pantas dirayakan dari sekedar esensi sempit dari tahun baru. aku merayakan keindahan. bukan kembang api, tapi kamu. bukan ramai terompet, tapi rasa untukmu dan rasa atasmu. dan aku bangga. aku merayakannya!

aku yakin dengan sepenuh keyakinanku, tidak akan ada yang berubah pada pergantian hari-hari hebat yang orang-orang kumandangkan. pagi selalu indah. indah untuk memulai lelap. sama saja. tapi pagi ini aku merayakan. sekali lagi merayakan perasaanku. merayakan senyum luar biasa yang aku sendiri sunggingkan tepat di detik pertama aku membuka mata.

kebetulan ini tahun baru. walau sesungguhnya aku merayakan hal lain. merayakan perasaan yang terlalu hebat untuk tidak diagungkan. merayakan rasa untuk dan atasmu. BUKAN MERAYAKAN KAMU.




Tertulis : Kamar Gelap, 11.20 AM
31-12-10 sd 1-1-11, Jumat dan Sabtu Inspirasi Ajaib

JANGAN PERNAH PERCAYA FIKSI !!!

menuntut lah!

“Aku ga bisa sama kamu nanti malam.”
“Kan kamu yang maksa aku temenin kamu ampe aku batalin pergi ama anak-anak.”
“Iya. Aku harus pergi juga tapi.”
“Iya, yaudah.”

Aku berbalik pergi. Pulang. Nanti malam aku akan menyicil tugas-tugasku. Dan aku baik-baik saja. Sungguh baik-baik saja. Sungguh-sungguh.

***

Mataku terpaut dalam pada layar monitor laptop. Sudah lebih dari 3 jam dan aku tidak sadar sama sekali. Bukan, bukan tugas. Aku sedang menggombal. Menulis tulisan-tulisan sampah tidak penting. Paling tidak semua ini meringankan segalanya. Semuanya buyar saat music player-ku memainkan Oh, It’s Love dari Hellogoodbye. Aku memundurkan punggungku, bersandar pada sandaran kursi belajarku dan mulai ikut bernyanyi. Aku bergerak mengambil handphone dan melihat kalimat-kalimat terbaiknya yang pernah terkirim dan kusimpan rapi. Rapi sampai barang itu rusak mungkin.

“kamu bayangan paling nyata yang pernah ada”

Ada puluhan kalimat yang kusimpan, tapi itu favoritku. Aku tersenyum dan kembali bergumul dengan monitor dan keyboard. Memang hanya itu satu hal eksak dan ajeg yang selalu kulakukan saat semua inderaku mensensasikan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Bahkan saat otak dan hatiku mulai ikut membantu mempersepsikan dan menginterpretasikannya.

Kamu. Kamu yang jamak. Kamu-kamu itu tak pernah satu. Selalu bergerombol. Herannya, atau mungkin hebatnya aku tidak apa-apa. Aku tidak merasakan apa-apa. Dan aku berani bersumpah. Aku baik-baik saja. Sama sekali.

***

“Aku ga bisa nganterin kamu ya?”
“Kamu mau kemana?”
“Kemana-mana… Hahahahaha…”
“Ya sudah. Nanti aku minta anter Dara.”
“Hey, aku mau kemana-mana. Aku sengaja melanggar janji.”
“Jadi aku harus bagaimana?”
“Menuntutlah sedikit. Kamu terlalu menerima.”
“Dengar, aku tidak jauh-jauh mengenal dekat orang sepertimu untuk kembali mengeluh-mengeluh lagi seperti dulu.”

Sepersekian detik aku tersadar. Sudah hampir setahun aku berkeliaran di level hubungan ini. Level hubungan yang paling membuatku bahagia, paling nyaman, dan paling absurd. Aku tidak tahu. Langkahku tertahan. Aku tak siap maju dan menjadikan lebih baik, terlebih tak mau mundur dan meninggalkan. Hampir setahun dan tak ada yang berubah, kecuali tetap menyenangkan. Yang paling menyenangkan malah.

“Berhentilah jadi wanita hebat. Kasihani hatimu. Apa yang membuatmu mampu seperti itu?”
“Kamu. Kamu alasan atas segalanya. Kamu. Senyummu, tulang pipi dan alismu, kumis dan bibir tipismu, hidungmu, rambutmu, matamu dan tatapanmu yang jarang sekali ada aku di dalamnya. Ahh, aku sungguh suka menatapmu. Kamu. Kamu alasannya. Segala dirimu. Segalanya.”
“Kamu memang gila.”

Dia menutup kalimat terakhirnya dengan senyum tersipu yang memikat. Maaf, semua jenis senyumnya memang memikat. Hatiku berusik pelan…

“Dan aku tak bisa berhenti…”



Sabtu Ceria, 1-1-11
Kamar Gelap, 11.00 AM
Story Soundtrack : Self Inflicted - Katy Perry