Selasa, 30 Agustus 2011

planet 'kamu dan aku'

sayang, kita alien. dua ekor alien dari planet yang masing-masing berbeda. kita dua ekor, karena kita sedikit tidak manusiawi dalam mengasihani perasaan orang lain. planet kita masing-masing benar-benar subur dan sejahtera. planet sempurna yang memberikan kesempurnaan yang kita butuhkan.

sayang, kebutuhan itu lalu dikalahkan oleh keinginan kita. kita terbang jauh, tidak lagi menoleh ke belakang, dan menuju planet baru. planet baru yang hanya berisi kamu dan aku. sayang, ternyata kita bahkan di galaksi lain. galaksi di luar galaksi planet-planet yang kita huni sebelumnya. jauh. benar-benar jauh. sayang, kita bersama, menyatu, dan melekat erat di planet baru itu. pada keadaan itu, kita tidak lagi tahu atau mau tahu dengan planet asal kita masing-masing. planet lama yang lama-kelamaan kering dan gersang ditingglkan oleh kita.

sayang, diri kita telah terlarut dalam atmosfer planet baru itu. jalan pulang menuju planet asal kita kemudian semakin samar. hampir hilang. entahlah. mungkin akan benar-benar hilang. atau pesawat luar angkasa milik kita yang rusak total dan tak bisa mengantarkan kita pulang. kita sendiri yang merusaknya, sayang.

sayang, kita punya bahasa sendiri. bahasa yang hanya hidup di antara kita. kita berkomunikasi dengan isyarat. dengan mata yang saling menyorot tajam dan dalam, dengan bibir tanpa suara, dengan jari yang saling menggenggam. kita sungguh tidak mampu berkomunikasi dengan cara orang pada umumnya. atau dengan cara yang kita pakai di planet asal kita.

sayang, kita dua ekor alien dengan hati yang masing-masing compang-camping. hati yang hanya tampak cantik saat bersanding satu sama lain. kita juga memantrai udara yang menyelimuti planet kita dengan terlalu sakti, sayang. udara itu semakin pekat menyesakkan paru-paru kita sampai kita tak lagi mampu lepas darinya. kita tak bisa lagi menembus lapisan udara itu untuk meloloskan diri keluar dari planet kita.

sayang, kita terperangkap di planet ini. kita mencinta. kemudian tak tahu apa-apa lagi. apapun.

Kamis, 25 Agustus 2011

"ga usah kayak orang culun dah, gitu aja bingung. woley kali. woles dulu aja, dinikmati sek ben edan. ntar juga ada jalannya sendiri kok." -@hendriknova

Tuhan dan Karma



Tuhan, bagaimana Kamu membalaskan karma?

*****

dari kami yang kesakitan, kami terbangkan ke langit doa yang selalu berbunyi "Tuhan tau, dan Tuhan akan membalas semuanya." dari kami yang kesakitan, kami pasrahkan semuanya dan meyakinkan diri bahwa Kamu selalu ada untuk kembali menguatkan kami dan membuat jera sosok penyebab sakit yang kami rasakan. entah dengan cara apa.

yang aku ingin tahu, Tuhan, dengan cara apa Kamu biasa memenuhi doa dan keyakinan kami? sungguhkah Kamu yang membalas semuanya? melalui media apa? sungguhkan pembalasan itu urusanMu dan tak lagi melibatkan kami? atau Kamu suka membalaskan karma-karma itu melalui kami sendiri?

setiap aku kesakitan, aku tak pernah mau tau lagi apakah sosok penyebab kesakitanku kemudian merasakan kesakitan yang pernah dia berikan padaku. apa setiap mereka mendapatkan balasan yang batinku lepaskan ke langit padaMu, aku tak pernah benar-benar tau. yang aku tau, aku sering menjelma menjadi sosok orang yang pernah menyakitiku, dan menyakiti orang lain seperti bagaimana aku disakiti dulu. apakah itu salah satu cara yang Kamu kehendaki? apakah itu salah satu caraMu mengaminkan doa yang kuterbangkan padaMu? apa karma-karma itu harus terbalas melalui diriku sendiri?

Tuhan, haruskah aku menjadi demikian posesif dan membuat muak orang lain hingga hilang dariku, seperti apa yang dulu kualami? haruskah aku bermain hati dengan banyak hati dan dengan cepat menjelma menjadi jarum yang memecahkan balon harapan mereka yang warnanya telah terbang menyatu indah dengan biru langit, sebagaimana sosok penyebab kesakitanku sering lakukan? haruskah aku menjadi sosok penyebab sakitku dan menyakiti orang lain? haruskah karma yang kuminta padaMu untuk dibalaskan, terbalaskan melalui diriku sendiri?

dari kami yang tersakiti, kami lepaskan doa ke langit agar Kamu membalaskan semuanya, menjadikan apa yang pantas terjadi dengan kuasaMu yang mampu menjadikan segala sesuatu, menguatkan kami dari kepasrahan, dan mengamini keyakinan kami atas pembalasanMu. dari kami yang tersakiti, kami terbangkan asa untukMu menjadikan apa yang pantas terjadi bagi mereka dan kami sendiri, tanpa melibatkan kami dalam tangan hebatMu yang penuh kuasa.

*****

karena Tuhan, aku tau tersakiti bahkan lebih baik rasanya daripada menyakiti.

Rabu, 10 Agustus 2011

aku melihat semuanya berlari...

aku melihat semuanya berlari...

aku berlari mengejarmu.
menggugurkan seluruh ego untuk menjadikanmu raja.
meluruhkan semua keakuan demi mengubahmu menjadi duniaku.
terus-menerus berlari.
sampai napas tersengal.
sampai langkah tergopoh.
dan kamu tak juga menoleh ke arahku.

kamu berlari mengejarnya.
mengagung-agungkan setiap inci dirinya.
menggilai setiap senyum atau lekuk apapun di wajahnya.
terus-menerus berlari.
sampai kakimu tekilir dan jatuh.
sampai terduduk dan berat untuk bangkit.
dan dia tak juga peduli.

dia berlari mengejarku.
memperhatikanku dalam diam sampai bersuara.
menghayatiku dalam cermin kesempurnaan diantara bayang.
terus-menerus berlari.
sampai kehilangan daya.
sampai menyerah bersama kepingan hati.
dan aku tak juga sadar.

sesaat aku melihat kita melambat...

mengerlingkan mata ke arah satu sama lain.
menolehkan wajah dan tersenyum manis.
mulai memelankan langkah.
lalu berjalan berdampingan.
bergadengan dalam genggaman erat.
namun hanya sesaat.
sepersekian detik.

lalu kita memutar arah...

berbalik dan mulai berlari lagi.
aku justru menuju padanya dan dia tak peduli.
kamu justru menuju padaku dan aku tak menoleh.
dia justru menuju padamu dan kamu tak mau tau.
saat itu kita semua benar-benar merindu.

aku melihat semuanya berlari...

bahkan memori, nada dan puisi, jika kita beruntung.
mereka berkejaran dan berlomba dengan waktu untuk mengisi ruang.
ruang sepersekian detik kita memelankan langkah dan berdampingan.
sebelum kita mulai berlari lagi.