Rabu, 10 Agustus 2011

aku melihat semuanya berlari...

aku melihat semuanya berlari...

aku berlari mengejarmu.
menggugurkan seluruh ego untuk menjadikanmu raja.
meluruhkan semua keakuan demi mengubahmu menjadi duniaku.
terus-menerus berlari.
sampai napas tersengal.
sampai langkah tergopoh.
dan kamu tak juga menoleh ke arahku.

kamu berlari mengejarnya.
mengagung-agungkan setiap inci dirinya.
menggilai setiap senyum atau lekuk apapun di wajahnya.
terus-menerus berlari.
sampai kakimu tekilir dan jatuh.
sampai terduduk dan berat untuk bangkit.
dan dia tak juga peduli.

dia berlari mengejarku.
memperhatikanku dalam diam sampai bersuara.
menghayatiku dalam cermin kesempurnaan diantara bayang.
terus-menerus berlari.
sampai kehilangan daya.
sampai menyerah bersama kepingan hati.
dan aku tak juga sadar.

sesaat aku melihat kita melambat...

mengerlingkan mata ke arah satu sama lain.
menolehkan wajah dan tersenyum manis.
mulai memelankan langkah.
lalu berjalan berdampingan.
bergadengan dalam genggaman erat.
namun hanya sesaat.
sepersekian detik.

lalu kita memutar arah...

berbalik dan mulai berlari lagi.
aku justru menuju padanya dan dia tak peduli.
kamu justru menuju padaku dan aku tak menoleh.
dia justru menuju padamu dan kamu tak mau tau.
saat itu kita semua benar-benar merindu.

aku melihat semuanya berlari...

bahkan memori, nada dan puisi, jika kita beruntung.
mereka berkejaran dan berlomba dengan waktu untuk mengisi ruang.
ruang sepersekian detik kita memelankan langkah dan berdampingan.
sebelum kita mulai berlari lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar