Sabtu, 19 Februari 2011

nineteen surprise








how could i write anything more if this is the best thing that makes me speechless?
how could i tell a story if this is the best thing that makes no any words proper to tell?

TUHAN...
terima kasih sudah menuliskan ini untuk kualami di tahun kesembilan belas aku hidup
dan terima kasih sudah membiarkanku bernapas sampai tahun kesembilan belas
supaya aku bisa merasakan perasaan terbaik yang pernah kurasakan

TUHAN...
tolong susun kalimat terima kasih terbaik yang bisa Kamu susun
tolong susun dan sampaikan kalimat itu padanya
karena aku tak bisa
aku sudah mencoba dan rasanya setiap kalimatku masih tak cukup
tak cukup menyampaikan sesungguhnya syukurku

TUHAN...
aku sudah sembilan belas tahun
atau mungkin baru sembilan belas tahun
aku tak peduli
yang aku pedulikan hanyalah
terima kasih, untuk-Mu dan untuknya

Selasa, 15 Februari 2011

moment of life


"kamu sayang ga sama aku?"
"kalo ga, bukan kamu yang duduk di mobil ini dan tidur di rumah itu..."

banyak yang terjadi dalam beberapa hari itu. terlalu banyak malah. banyak berat hati yang pada akhirnya tetap terkumpul dan bermuara pada satu hal yang disebut bahagia. banyak pikiran, banyak rasa. terlalu banyak malah. yang tak menjadi banyak hanyalah sesuatu yang mungkin suka orang sebut cinta karena ia justru membesar dan melebar, bukan hanya semakin banyak. dan apapun itu, sejatinya semuanya hanyalah moment of life. bukan masalah, bukan kesenangan, bukan sakit hati, bukan jatuh cinta. sebut saja semua itu... moment of life.

dia masih diam memandang kosong ke luar jendela dengan playlist lagu-lagu kesukaannya melantun menemani dengan satu telapak dan lima jari tangan menggenggam miliknya erat.


*****

jangan pernah percaya fiksi!

Minggu, 13 Februari 2011

surat cinta day #32 - untuk #KAMU

Somewhere I can't tell you, February 14 2011

I LOVE YOU AND I MEAN IT!
I MEAN IT WITH MY WHOLE HEART!
AND JUST DON'T ASK!

Good day and night, Favorite!

Sabtu, 12 Februari 2011

day #31 - untuk Jumat Ajaib

Selamat pagi, The Cure.

Apa kabar kalian? Terima kasih sudah melantunkan Friday I'm in Love dan menemani aku menyambut Jumat luar biasa dengan cinta yang jatuh begitu banyak dan tak terbendung untuknya. Semuanya terjadi di hari jumat. Semua hal besar yang menjadi bagian dari rasaku untuknya terjadi pada hari jumat, termasuk jumat ini. Jumat tak terduga yang bahkan sampai sekarang masih tak mampu kuduga.

Selamat pagi, Maroon 5.

Apa kabar kalian? Terima kasih sudah memainkan Sunday Morning meskipun hujan tidak turun pagi ini. Meskipun aku mengharapkan hujan untuk memanja, walaupun tidak pagi ini, paling tidak hari ini. Sayangnya matahari cerah. Tak ada bedanya dengan rasaku yang terang dari jumat sampai hari minggu ini. Aku bahagia. BAHAGIA. Bahagia dengan bold, italic, underline, larger font size, stabilo, dan highlight lainnya. Aku memang suka jumat. Sudah kupastikan.

Selamat pagi, Jumat Ajaib!

30 hari --> 32 hari

Mengingat proyek 30 Hari Menulis Surat Cinta dimulai tanggal 14 Januari dan diakhiri tanggal 14 Februari serta jumlah hari pada bulan Januari ada 31 hari, maka 30 Hari Menulis Surat Cinta otomatis berubah menjadi 32 hari. Jadi, akan ada 32 post surat cinta, bukan 30. Terima kasih.

day #30 - untuk kamar gelap


selamat malam, Tititeliti.

entah kenapa kamu sempat dinamakan begitu. seingatku karena kamu kamar nomor tiga dan yang pertama terbayang di pikiranku adalah salah satu tokoh dalam majalah Bobo, Bibi Tititeliti. lagipula terdengar lucu kan? punya Eci saja namanya Cicihuahua, kenapa kamu tidak Tititeliti? iya kan? tapi aku lebih suka menyebutmu kamar gelap. karena dalam kondisi itulah kamu terlihat begitu cantik. paling cantik. dalam kondisi itulah kamu prima memainkan peran hebatmu. dalam kondisi itulah aku paling suka bersamamu

kamu sebenarnya terlalu sering membuatku kesal. alasannya, kamu adalah salah satu hal yang harus kuurus sendiri. kamu merepotkan pada saat tertentu, seperti saat aku kembali dari liburan panjang dan meninggalkanmu. kamu salah satu tanggung jawab yang harus kutangani sendiri dan itu menyebalkan.

tapi apapun itu, aku menyayangimu. kamu sudah setia bersamaku selama sekitar 2,5 tahun. kamu sudah menghadirkan kehangatan berlindung, bukan hanya untuk tubuhku, tapi juga hati dan pikiranku. kamu sudah menyediakan kesejukan berteduh, bukan hanya dari sengatan panas matahari tapi juga dari hujaman masalah dan konflik yang butuh obat penenang. kamu sudah membolehkan sinar matahari menyusupi jendela dan menyadarkanku kalau aku masih diberi kesempatan untuk baik baik saja, serta membolehkan angin malam menusuk dingin dari pintu dan memberitahuku bahwa aku masih hidup dan harus segera beristirahat.

kalau ada yang bilang bahwa hati adalah alat pendramatisir keadaan paling canggih, kamu lah bahan bakar bagi mesin yang disebut hati itu. kamu yang menampung air mata sampai bantal bantalku berjamur menghitam dan menumpuk tawa atas semua kisah bahagia atau sekedar lucu.

kamu membuat gelap semakin pekat. kamu membuat musik semakin emosional. kamu membuat film seperti biografi diri, kamu membuat kecewa semakin hancur, kamu membuat bahagia semakin bersinar, kamu membuat patah hati semakin remuk, kamu membuat jatuh cinta semakin indah. kamu menyiapkan kopi yang terasa seperti rasa yang sedang dirasakan hati di pagi hari. kamu memainkan suara spongebob setiap mataku mulai terbuka dan membuat aku merasa tidak sendiri. kamu ahli mendramatisir.

terima kasih telah cukup lama menemaniku dan semoga bertahan bersamaku sampai batasnya. batas yang semoga tak terlalu lama dari sekarang. aku rasa akan aneh memulai bersama yang lain nantinya. tapi siapa yang tidak?

selamat malam, Kamar Gelap.

day #29 - untuk sembilan belas


Selamat malam, Delapan Belas.

agak berat memikirkan aku akan segera meninggalkanmu. aku hanya tak suka angka itu semakin besar. aku merasa seperti menuruni satu tangga kebanggaan jika aku menyebut angka yang semakin besar di hadapan orang orang. karena itu memang kebanggaanku. kebanggan untuk selalu menyebut angka yang kecil pada lingkunganku. lingkungan manapun, aku akan selalu menjadi satu yang selalu mampu menyebut angka terkecil. meskipun dimanapun aku akan selalu menyebut angka terkecil, aku tetap tak suka nilai angka itu semakin besar. karena meskipun angka itu tak pernah semakin besar bagi dunia tempat tinggalku, angka itu semakin besar bagiku.

sejak awal aku sudah seperti menempati hidup yang salah. terlalu cepat. terlalu cepat dibandingkan sewajarnya rata-rata. aku pernah ditanyai oleh seorang kakak angkatan yang sekelas denganku tentang hal itu. ia menanyakan dengan serius seakan sedang berada dalam riset besar dimana aku adalah subjeknya. ia menanyakan pernah atau tidak aku merasa kesusahan menjalankan peranku yang sesungguhnya belum waktunya untuk diperankan, pernah tidaknya aku merasa sulit beradaptasi, pernah atau tidak aku merasa berbeda dengan orang orang di sekitarku. saat itu aku menjawab dengan bangga dan lantang "tidak!". itu saat aku semester 2. dan sekarang aku duduk di bangku semester 6 dan semakin hari semakin merasa jawabanku berubah menjadi "iya!". "iya aku karbitan, matang sebelum waktunya!".

semakin dekat waktu aku meninggalkanmu. merubahmu menjadi Sembilan Belas. aku semakin merasa keberatan. aku juga tak suka menggombal bahwa kamu indah, waktu bersamamu selama ini berharga, semua yang menjadi bagian darimu luar biasa. tidak! karena aku percaya waktu setahun yang kusebut Delapan Belas bukan pusat tata surya. aku lebih suka percaya bahwa pusat tata surya sebagian besar ada pada Subjek, beberapa pada Objek, sedikit pada Predikat, dan bagiku Keterangan bukanlah apa apa. waktu hanyalah keterangan. Delapan Belas bukanlah apa apa. bagian bagian pembentuk Delapan Belas yang pantas menjadi Subjek, Objek, atau Predikat yang luar biasalah yang berarti. bukan Delapan Belas-nya. bukan keseluruhan.

aku keberatan hanya karena aku tak sudi menjadi dewasa. aku tak sudi meskipun aku telah melihat semua orang disekitarku yang selalu telah menjalaninya terlebih dahulu dariku baik baik saja. aku tak sudi. aku tak sudi menjadi sudah-Sembilan-Belas meskipun semua orang disekitarku bilang baru-Sembilan-Belas.

meet you soon there anyway. welcome.

Selamat malam, Sembilan Belas.

Kamis, 10 Februari 2011

day #28 - untuk Bu Rina

Good evening, Mom!

you've ever write your about-me data like this :

"coffee lover and cola addict"

and just so you know, I love you like you love coffee and I'm addicted to you like you're addicted to cola, Mom!
you're the funnest lecturer I've ever been studying with for almost 3 subjects. you're my favorite. you are!

Selasa, 08 Februari 2011

surat cinta day #27 - untuk isi hati


selamat siang, kehati hatian.

aku mohon, tolong pergi! tolong pergi dan biarkan isi hatiku mengalir sesuai wujud keadaannya yang sesungguhnya tanpa harus dibatasi olehmu, kehati hatian. kamu menahan isi hati yang sesungguhnya ingin keluar. kamu membuat dia meragukanku. biarkan aku melakukan semuanya sesuai isi hati. tinggalkan kami! biarkan kami berdua sendiri agar dia berhenti meragukanku.

aku tidak peduli. apapun alasanmu selalu mengiringiku, aku tidak peduli! terserah kamu mau mengatas namakan trauma, pengalaman, persiapan untuk keadaan terburuk, memblokir harapan dan ekspektasi, atau apalah. aku tidak peduli. pergi sekarang juga! jangan halang halangi rasa yang sesungguhnya aku punya untuk diungkapkan. jangan halangi aku mengeksplor isi hatiku hanya karena terlalu berhati hati. pergi sekarang juga karena aku sudah muak diragukan oleh dia dan aku ingin bisa membuatnya percaya akan apa yang sesungguhnya ada dalam diriku, dalam hatiku. tolonglah kehati hatian, tinggalkan aku, rasaku, tulusku, dan isi hatiku sekarang juga. biarkan aku bebas.

selamat siang, isi hati.

Legenda 7 Bersaudara


konon, jaman dahulu kala, di suatu tempat yang tak bisa disebut desa dan belum juga bisa disebut kota, hidup 5 orang kakak beradik. kelima kakak beradik itu berjenis kelamin perempuan. anak pertama bernama Novi, yang kedua bernama Opi, yang ketiga bernama Devi, yang keempat bernama Maya, dan yang kelima bernama Eci. mereka hidup bahagia dan berkecukupan, bahkan bisa dibilang berlimpah harta. mereka hidup bersama ayah dan ibu mereka. ayah mereka pemilik sebagian besar lahan persawahan dan perkebunan di daerah mereka. ibu mereka hanya merupakan ibu rumah tangga biasa.

pada suatu masa, pekerjaan ayah 5 bersaudara sedang berada pada posisi krisisnya. banyak pesaing pesaing pemilik lahan yang mulai berbuat curang serta memanfaatkan ayah mereka. dari situ ayah mereka mulai bangkrut dan keluarga mereka jatuh miskin. saat itu si sulung Novi baru berusia 6 tahun, Opi 5 tahun, Devi 4 tahun, Maya 3 tahun, dan Eci 2 tahun. sementara itu, ibu mereka baru saja melahirkan anak ke 6 yang diberi nama Via dan lagi lagi berjenis kelamin perempuan.

keluarga itu bertahan selama hampir setahun dalam keterpurukannya. pada suatu saat, ayah 6 bersaudara meninggal dunia. berdasarkan hasil pemeriksaan, ayah mereka dibunuh dengan cara diracuni oleh salah satu pesaing kerjanya, pemilik lahan sawah terbesar kedua di daerah tempat tinggal mereka. saat itu ibu mereka sedang mengandung anak ke 7. kandungan sang ibu sudah memasuki bulan ke 3. keluarga itu sangat terpukul, terutama ibunya. anak anak masih kecil sehingga masih belum begitu paham tentang kematian ayah mereka. sejak saat itu ibu mereka mulai mengalami depresi berat dikarenakan keadaan ekonomi keluarga dan juga kematian sang suami. sang ibu mulai selalu menyalahkan kelahiran Via sebagai awal dan penyebab semua kesialan hidup yang menimpanya.

sampai anak ke 7 lahir, ibu 7 bersaudara masih bertahan mengurus keluarga itu dalam depresinya. anak ketujuh itu dinamai Bona. anak itu perempuan. sang ibu akhirnya menemui waktu menyerahnya saat Bona menginjak umur sekitar satu tahun dan baru saja bisa duduk sementara Via baru bisa berjalan. ibu mereka meninggalkan mereka dan tak lama kemudian ditemukan meninggal gantung diri.

sejak saat itu 7 bersaudara bertahan hidup sendiri. Novi yang baru berusia 8 tahun terpaksa menjadi semacam pembantu rumah tangga pada suatu keluarga berkecukupan, makan enak di sana dan hanya pulang seminggu sekali. sementara itu di rumah adik adiknya selalu makan nasi aking. anak kedua, Opi harus bekerja menjual koran setiap hari demi menghidupi adik adiknya. setiap hari ia berkeliling daerah tempat tinggal mereka dan berteriak "koyaaan... koyaaaaaaann..." karena ia pun baru berusia sekitar 7 tahun dan belum bisa benar mengucapkan "R". anak ketiga, Devi yang baru berusia 6 tahun hanya bisa mengerjakan pekerjaan rumah dan mencoba menjaga ke 4 adiknya.

Maya dan Eci adalah anak yang paling nakal. Maya selalu ditugaskan menjaga Eci namun perilaku kedua anak itu tidak terlalu berbeda. Maya lebih sibuk bermain dengan anak lain, terutama anak anak lelaki yang banyak menyukainya dibandingkan bermain dengan dan menjaga Eci. sementara itu, Eci paling tak bisa dikontrol perilakunya. ia suka mengacau di rumah para tetangga, bermain dan tak pulang sampai kakak kakaknya kesusahan mencarinya, menghancurkan barang barang milik orang lain, memukul anak tetangga dan sebagainya. ia bahkan suka mengambil barang dagangan warung dekat rumahnya tanpa mau bayar sehingga Opi yang paling sering ditegur dan dimintai bayaran atas utang Eci oleh pemilik warung setiap ia pulang menjual koran. padahal saat seperti itu Opi sedang dalam keadaan paling lelah, tapi Eci selalu menambah beban lelahnya.

kenakalan Eci tidak hanya sampai disitu. ia juga sangat suka menendang nendang kepala dua adiknya, Via dan Bona. ia suka merebut susu jatah Via, dan akhirnya Via hanya bisa minum air rendaman beras, sehingga Via terlihat begitu kurus sementara Eci adalah yang paling gemuk di antara ketujuh saudaranya. ia juga beberapa kali pernah mendorong Via masuk ke dalam sumur dan harus diselamatkan oleh Devi yang lalai memantau adiknya karena sedang mencuci pakaian dengan menaikkan Via ke dalam ember penimba sumur yang ditarik dengan tali. Via adalah anak yang paling jarang melawan di antara mereka sehingga ia paling sering diganggu oleh kakaknya yang nakal.

pada suatu saat, Opi yang sedang menjual koran keliling bertemu dengan seorang pria yang sudah 8 tahun menikah namun belum memiliki anak. pria itu sangat bersimpati dengan keadaan keluarga Opi dan berniat merawat anak yang paling kecil, Bona, sebagai anak mereka sendiri. Opi yang bingung, selalu panik, masih kecil, serta sudah lelah bekerja menanggung hidup adiknya langsung mengiyakan dan menyerahkan Bona kepada pria tersebut. mulai saat itu Bona kecil yang baru bisa duduk hidup mapan. hal yang sama terjadi seminggu kemudian saat Opi sedang berjualan koran di sekitar pelabuhan. saat itu ada seorang pengusaha kaya raya asal Papua bertemu Opi, bersimpati dengan keadaan keluarganya dan berniat merawat Via. Via pun diserahkan kepada orang itu. sejak saat itu Via hidup senang dan kaya raya.

keluarga itu mengalami satu lagi peristiwa besar saat Eci yang sedang bermain dan membuat kerusuhan di mana mana diculik oleh seseorang yang tidak dikenal. pada akhirnya penculik itu pun tak dapat dilacak dan Eci pun tak pernah ditemukan lagi. anehnya, kakak kakak Eci tidak begitu kehilangan dan mengalami kesedihan atas kejadian tersebut. sejak saat itu, Opi, Devi dan Maya sering menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pasar dan melakukan pekerjaan apa saja yang bisa dikerjakan. Novi sesekali ikut meskipun tidak sering karena ia masih bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga kaya raya itu. pada suatu hari yang sibuk, saat 4 bersaudara sedang bekerja di pasar, Maya hilang. tak ada yang tau bahwa ia diculik atau ia melarikan diri untuk menemukan hidup baru.

dalam kesepiannya Opi dan Devi semakin sering bersama. Novi masih seminggu sekali pulang. Keluarga yang kini merawat Via dan Bona sering mengirimkan uang untuk keluarga mereka yang tertinggal 3 orang. keseluruhan kisah ini pun masih menggantung, kecuali kepastian bahwa Opi sempat memberikan potongan beling yang ia temukan dari menggaruk garuk tempat sampah untuk satu persatu saudaranya. masing masing mendapatkan satu potong beling yang juga bukan berasal dari satu barang utuh yang sama. Opi hanya berharap suatu saat nanti, saat semuanya telah dewasa, mereka akan bersatu kembali di suatu tempat yang entah dimana dan mungkin saja disebut Jogja atau Kaliurang.

sekian.



NB : whole story is a joke!

story ideas : Sridevi Lenggeni Asman, Noviani Dhias Pratiwi, Novia Irianti, and Dessy Jusraeni Putri.

and I just can't stop ngakakkk!!!

surat cinta day #26 - untuk inspirasi kosong

Selamat siang, inspirasi!

kenapa kamu tak datang hari ini? aku jadi tak bisa menulis surat. tak tau mau menulis untuk siapa. sesungguhnya kamu sudah ada, tapi sebuah tweet orang mengombang ambingkan moodku dan aku tak tau apa yang kurasakan dan kupikirkan. mereka yang kubanggakan agak membuatku kecewa sehingga aku malas menulis. yasudah lah, tak apa.

Minggu, 06 Februari 2011

day #25 - untuk Lalu Defriza Prawihardi

Selamat pagi, 2 tahun.

Memang tidak tepat 2 tahun, tapi kurang lebih sekitar itu.

Abang, 2 tahun itu waktu. Waktu kamu dan aku sudah menjadi kita. Kita dalam konteks yang berharga. Kita yang menjadi penuh arti. Arti tentang menit yang sudah kita bunuh bersama. Arti tentang kebersamaan yang sudah terlalu banyak kita habiskan. Arti pemahaman satu sama lain sepenuhnya, tanpa ada satu bagian pun yang terlewat. Arti tentang mimpi yang sama sama kita anyam. Arti tentang masalahmu yang selalu menjadi masalahku dan sebaliknya. Arti tentang konflik yang tak jarang muncul dan kita selesaikan bersama. Arti tentang sosok yang bisa diandalkan. Arti tentang banyak hal. Terlalu banyak hal.

Abang, 2 tahun itu makna. Makna kenyamanan. Ini sudah sekitar 2 tahun. Semoga tak ada yang berubah. Semoga kamu tak berganti. Apalagi atas sebab hal kecil yang tak pantas merubah. Semoga kita selamanya menjadi kita dan tak kembali terurai menjadi aku dan kamu.

Terima kasih untuk namamu yang sudah tertulis manis di tulisan hidupku. Terima kasih sudah menjadi teman. Sudah menjadi abang. Sudah menjadi keluarga bersama yang lain.

Selamat pagi, Defri!

Sabtu, 05 Februari 2011

Aku Menulis Untuk Hidupku

morning glory


my morning glory

tasting you on a cup of coffee
by a music flows
in a dark room with a closed window

you're my every morning

surat cinta day #24 - untuk pembunuh waktu


selamat pagi, Haqqi Rizkiah Latuconsina.

kamu sama saja dengan Dila sebenarnya. apa lagi yang harus kutulis? kecuali secara kuantitas waktu yang kita bunuh bersama memang jauh lebih banyak. aku merindukannya. teramat sangat. itu sebabnya kamu berhasil membuatku menangis besar tadi malam. kamu memang pembunuh sebagian besar waktuku selama belasan tahun aku hidup. dari kecil sampai ingin dewasa tapi belum pantas. dari sekolah sampai rumah. dari untuk beraktifitas sampai untuk berlibur. dari tatap muka sampai 316075. kita sampai sudah begitu sering membenci satu sama lain karena bosan bersama. kita jauh sekarang, meskipun tak ada yang aku risaukan karena batin kita terikat. sudah kubilang sama saja dengan Dila.

sudahlah. sampai disini saja. aku tak punya fokus harus menulis apa untukmu dan kalau semuanya mau aku tulis, kamu akan menjadi tujuanku menulis surat selama menulis untuk proyek "30 hari menulis surat cinta".

sebut saja yang paling kita tau. aku mencintaimu dan kamu mencintaiku.

selamat pagi, pembunuh waktu.

day #23 - untuk pemilik tulang rusuk

Selamat sore, jodoh.

Halo. Apa kabar? Kamu dimana? Sudah di dekatku atau masih jauh? Aku bertanya bukan karena tak sabar menyatu, aku hanya penasaran. Siapa yang tidak? Semua orang penasaran kan? Tapi aku tidak khawatir. Aku tau aku punya waktunya. Sudah ditulis. Takdir. Apa lagi kalau bukan itu. Iya kan? Aku tau kamu pasti setuju. Santai saja dalam perjalananmu menemuiku, perjalananmu menyatu denganku. Kamu boleh kok istirahat sekali sekali. Tak harus berjalan tanpa henti. Kamu boleh singgah. Kemana saja. Kamu boleh melakukan apa saja sambil melaksanakan perjalananmu. Tak apa. Lagipula aku kan juga begitu. Aku menunggu sambil sesekali berjalan jalan dan melakukan berbagai hal.

Halo. Aku mau minta maaf sudah membuatmu menderita selama hidupmu karena mencuri bagian tutbuhmu, sepenggal rusukmu. Maafkan aku membuatmu hidup dalam kecacatan. Cacat kekurangan sepenggal rusuk. Maafkan aku. Tapi bukan aku yang berkehendak. Tuhan yang melakukannya. Jadi kamu jangan marah padaku ya? Maaf karena keberadaanku membuatmu sakit. Sakit karena tak punya sepenggal rusuk. Maaf karena untuk menciptakanku kamu harus kehilangan bagian dirimu. Maaf karena dari kodratnya aku telah menyakitimu. Meskipun orang bilang kaummu lah yang suka membuat sakit kaumku, pada kenyataannya kaumku lah yang secara harafiah menyakiti kaummu.

Halo kamu. Kamu siapa? Aku ingin tau walaupun aku tau aku pasti akan tau. Aku akan menebus kesalahanku. Aku janji. Tuhan tau itu dan Dia akan melakukannya. Tuhan akan membuat aku menebus kesalahanku padamu karena secara kodrat telah menyakitimu. Aku percaya itu. Kamu juga percaya kan? Bagian tubuhmu yang hilang akan disatukan kembali ke asalnya untuk melayanimu, membuatmu mengalami segala kebaikan, bahkan tak ada lagi keburukan. Aku janji. Itulah tebusan atas utangku. Kamu mau kan menunggu waktu itu datang? Kamu harus mau, karena aku mau. Sabar ya. Bersabarlah sambil belajar hal sebanyak banyaknya meskipun pelajaran itu buruk. Karena secacat apapun keadaanku ataupun keadaanmu, kita akan tetap menyatu. Hanya di tubuhmu aku bisa menempelkan diriku. Itu yang akan terjadi.

Aku mencintaimu. Semoga kamu memang sudah dekat agar tak usah berjalan terlalu jauh lagi.

Selamat sore, pemilik tulang rusuk :)

Kamis, 03 Februari 2011

day #22 - untuk hembusan rasa dan pikiran


Selamat malam, asap rokok.

kamu memukauku setiap kamu menyembur ke udara. kamu memukauku setiap kamu ikut maracuni udara yang kuhirup masuk paruku. kamu memukauku setiap kamu menyamarkan wajah penghirupmu dan perlahan membuyar sehingga ia jelas dan balik memukauku melebihi aku memukaumu.

kamu membuatku berpikir dan merasa di setiap saat hembusanmu menyatu mengotori senyawa ruang tak terlihat. satu hembusan, satu sisi rasa dan pemikiran yang kualami.

malam ini aku duduk bersamanya dan kembali menyaksikan kamu terurai habis secara bertahap ke samar gelap malam melalui sebatang rokok yang hangat ia hisap.

hembusan pertama, aku mengetahui rasaku semakin kuat, semua unsur kisah menguat dan membaik dan akhirnya semua menjadi semakin manis. hembusan kedua, aku mengetahui bahwa sederhananya aku semakin takut kehilangan dia. hembusan ketiga, aku megetahui bahwa kehilangan memang sudah sepatutnya terjadi, kehilangan adalah hal paling dekat dan paling erat kudekap dalam kisah ini. hembusan keempat, aku mengatahui rasa yang ia kembalikan padaku menguat. hembusan kelima, aku mengetahui aku tak pantas untuk rasa yang membesar dan menguat darinya itu. hembusan keenam, aku mengetahui bahwa aku harus menyerahkan segalanya untuk yang pantas, tapi kembali ke hembusan kedua, aku sakit untuk itu. hembusan ketujuh, aku mengetahui tulisan yang sudah tertulis dari aku belum berwujud bahwa semua akan tetap terjadi, tapi aku kembali ke hembusan ketiga dan semakin menjadikan besar momok terhadap masa depan.

ia mematikan rokoknya sebelum sebatang itu benar benar habis terbakar dan berpamitan pulang. pikiran dan rasaku terhenti sampai disitu. sisi kisah yang tercoret dalam otak dan hatiku berhenti sampai sisi ketujuh. semuanya bertolak belakang sekaligus berhubungan. dan aku hanya mampu melakukan hal yang sama pada setiap saat yang sama tanpa menyelesaikan pikiran dan rasaku, apalagi masalah yang hadir dari itu.

Selamat malam, hembusan rasa dan pikiran.




nb. tadinya mau pake poto aseli zzzzz :P

day #21 - untuk Mama Ari

Selamat malam, Tante.

Aneh menyapamu begitu karena kamu sudah punya sapaan yang semua orang pakai untuk menyapamu. Tapi apapun itu, aku harap aku bisa sempat menyapamu langsung sebelum akhirnya aku tak bisa seperti sekarang ini. Aku belum sempat menemuimu bahkan setelah ratusan kali Ka Ana berkoar koar mengajakku secepatnya liburan ke Malaysia. Aku belum sempat menemuimu bahkan setelah aku, papa dan mama sudah pernah berencana merayakan lebaran bersamamu. Aku belum sempat menemuimu bahkan setelah mama sudah melakukannya. Dan itu salah satu alasan besarku menangis sekarang.

Aku ingin terus menjadi anak kecil yang menghabiskan detik hari bersamamu. Aku benci menjadi besar. Aku mau kamu, aku, dan kita semua dulu. Aku rindu. Aku mau kita membuat kue pistel bersama dan yang kubuat hanya bagian tepungnya tanpa isi karena aku tak suka sayuran untuk isinya. Aku ingin dijahitkan baju olehmu. Aku ingin duduk disajikan wejangan nasehat olehmu dan Om Djama. Aku rindu kamu dan rumah besar yang sudah seperti istana kita. Istana anak anak. Ya, kita semua masih anak anak. Termasuk lima orang anakmu. Aku rindu.

Sekarang aku hanya punya satu alasan untuk berhenti menangis. Alasan itu datang dari seseorang saat ia memastikan aku tidak terlalu sedih, karena akan ada saat dimana sedih sungguhnya datang. Akan ada saatnya rasa sedih benar benar utuh menyerang dan aku mampu menangis selama seminggu tanpa henti. Dan tepat saat itulah aku berhenti menangis, lalu ingin pulang dan memeluk papa mama dan tak mau kulepas lagi.

Innalilahi wa innailaihi rajiun.

Semoga amal ibadahmu diterima dan diberikan tempat paling baik bersama orang orang paling baik disana.

Kiriman doa terbaik untukmu.

Selamat malam, Mama Ari :')

Selasa, 01 Februari 2011

surat cinta day #20 - untuk yang pantas

Selamat sore, kembaran!

sebelumnya aku ingin berkenalan. karena kamu tak pernah tau siapa aku. hanya aku yang tau kamu dan hampir selalu dibayangi olehmu. walaupun sebenarnya aku juga tak butuh kamu tau siapa aku. dan bahkan kamu sendiri jauh lebih tak butuh lagi.

awalnya aku tak pernah peduli denganmu dan atau wanita lainnya. siapapun itu. karena aku tak berekspektasi. aku tak menciptakan secuil harapan pun dalam kisahku. lama kelamaan segala rasa menguat, keadaan mendukung, dan aku jatuh semakin dalam dan mulai tak mampu mencari jalan keluar menuju permukaan lagi. pada titik itu aku mulai merisaukanmu. aku mulai risih dengan keberadaanmu dan atau wanita lainnya. siapapun itu. karena aku mulai berekspektasi dan harapan tercipta semakin melebar.

namun sekarang aku kembali berpikir. berpikir banyak. aku tak harus lagi takut dengan kehilangan karena itulah konsekuensi sejak awal tentang kisah ini. itulah satu satunya hal yang kupahami pertama kali sejak aku memulai. aku tak perlu merisaukanmu dan atau wanita lainnya. siapapun itu. sampai pada tempat dimana aku kehilangan dan segala sesuatu beralih ke dekapanmu pun, itulah yang paling pantas. karena sepemahamanku, semuanya pantas terjadi kecuali bersamaku. semuanya unsur di dalam ini pantas kecuali aku. semuanya pantas, apalagi kamu.

aku mengikat rasa untuknya. rasa yang kuat. rasa yang kuatur melalui pemikiranku dalam sarang otakku dan kusimpan rapi tak terusik di dalam hati. rasa yang setelah kutata, aku tak mau mengubah tataan itu lagi. sama sekali. aku menjalani kisah manis dengannya. dengan dekapan balik yang begitu hangat ia beri untukku. tak ada yang salah dengan semua itu. yang salah hanya penempatan aku. aku tak seharusnya disitu. tak pantas. lebih baik kamu yang ditempatkan disitu. lebih baik dan pantas.

jadi kenapa aku harus merisaukanmu? kenapa asaku pada kisah ini harus membuatku terganggu dengan bayangmu? kehilangan sudah menjadi konsekuensi sejak awal, aku sudah seharusnya siap. dan pengalihan padamu tidak seharusnya menjadi distraksi berlebihan pada sakitku. seharusnya semuanya baik baik saja. karena yang kurisaukan tentangmu adalah hal yang sesungguhnya sudah paling pantas ada sejak awal. kenapa lagi harus merisaukanmu?

Selamat sore, yang pantas!

What If

photos on : kamar gelap, 02.25 am
JANGAN PERNAH PERCAYA FIKSI...
yang ada di blog ini!

surat cinta day #19 - untuk yang benar bertarung


Selamat malam, Fara Aldila Tuanaya!

Aku mencintaimu. Sungguh. Untuk darah sejenis meskipun cukup jauh yang mengalir dalam tubuhmu juga tubuhku. Untuk nama paling belakangmu yang sama dengan milik mamaku. Untuk suatu pulau kecil yang sungguh indah yang sama kita tuju dan kita sebut kampung halaman. Karena untuk itu aku memang melekat padamu, takkan pernah lepas oleh alasan apapun yang dibawa oleh kehidupan. Karena untuk itu aku mencintaimu.

Aku mencintaimu. Sungguh. Untuk batin yang telah kamu ikatkan seerat mungkin dengan batinku. Untuk waktu yang tak habis kau sediakan untukku. Untuk pengertian dan pemahaman besar yang kamu punya untukku meski kata tak pernah sampai dariku tentangku untukmu. Untuk semua iya yang kamu punya untuk mendukungku dan semua tidak yang kamu lantangkan untuk menjagaku. Untuk label yang umumnya orang sebut sahabat meskipun kita lebih suka menyebutnya saudara dan meskipun secara harafiah memang begitu. Untuk kebersamaan fisik dan nonfisik yang terikat kuat dan tak termasuk dalam jenis kebersamaan apapun karena terlalu luar biasa. Karena itu aku mencintaimu.

Aku mencintaimu. Sungguh. Untuk kisah yang kaubiarkan aku tuk menyaksikan dan memahaminya. Kisah yang sewujud dengan yang dulu pernah aku lewati. Untuk rasa rasamu atas kisahmu yang entah karena kaitannya dengan paragraf pertama atau kedua begitu aku pahami. Untuk pelajaran hebat yang mampu kamu ukir dalam ceritamu itu. Pelajaran yang tak pernah mampu aku buat. Untuk pelajaran yang bisa kupelajari darimu. Bahwa sesungguhnya yang benar berjuanglah yang akan menjadi pantas, yang benar bertarunglah yang akan menuai yang manis. Karena itulah aku mencintaimu.

Selamat malam, yang benar bertarung!