Selasa, 08 Februari 2011

Legenda 7 Bersaudara


konon, jaman dahulu kala, di suatu tempat yang tak bisa disebut desa dan belum juga bisa disebut kota, hidup 5 orang kakak beradik. kelima kakak beradik itu berjenis kelamin perempuan. anak pertama bernama Novi, yang kedua bernama Opi, yang ketiga bernama Devi, yang keempat bernama Maya, dan yang kelima bernama Eci. mereka hidup bahagia dan berkecukupan, bahkan bisa dibilang berlimpah harta. mereka hidup bersama ayah dan ibu mereka. ayah mereka pemilik sebagian besar lahan persawahan dan perkebunan di daerah mereka. ibu mereka hanya merupakan ibu rumah tangga biasa.

pada suatu masa, pekerjaan ayah 5 bersaudara sedang berada pada posisi krisisnya. banyak pesaing pesaing pemilik lahan yang mulai berbuat curang serta memanfaatkan ayah mereka. dari situ ayah mereka mulai bangkrut dan keluarga mereka jatuh miskin. saat itu si sulung Novi baru berusia 6 tahun, Opi 5 tahun, Devi 4 tahun, Maya 3 tahun, dan Eci 2 tahun. sementara itu, ibu mereka baru saja melahirkan anak ke 6 yang diberi nama Via dan lagi lagi berjenis kelamin perempuan.

keluarga itu bertahan selama hampir setahun dalam keterpurukannya. pada suatu saat, ayah 6 bersaudara meninggal dunia. berdasarkan hasil pemeriksaan, ayah mereka dibunuh dengan cara diracuni oleh salah satu pesaing kerjanya, pemilik lahan sawah terbesar kedua di daerah tempat tinggal mereka. saat itu ibu mereka sedang mengandung anak ke 7. kandungan sang ibu sudah memasuki bulan ke 3. keluarga itu sangat terpukul, terutama ibunya. anak anak masih kecil sehingga masih belum begitu paham tentang kematian ayah mereka. sejak saat itu ibu mereka mulai mengalami depresi berat dikarenakan keadaan ekonomi keluarga dan juga kematian sang suami. sang ibu mulai selalu menyalahkan kelahiran Via sebagai awal dan penyebab semua kesialan hidup yang menimpanya.

sampai anak ke 7 lahir, ibu 7 bersaudara masih bertahan mengurus keluarga itu dalam depresinya. anak ketujuh itu dinamai Bona. anak itu perempuan. sang ibu akhirnya menemui waktu menyerahnya saat Bona menginjak umur sekitar satu tahun dan baru saja bisa duduk sementara Via baru bisa berjalan. ibu mereka meninggalkan mereka dan tak lama kemudian ditemukan meninggal gantung diri.

sejak saat itu 7 bersaudara bertahan hidup sendiri. Novi yang baru berusia 8 tahun terpaksa menjadi semacam pembantu rumah tangga pada suatu keluarga berkecukupan, makan enak di sana dan hanya pulang seminggu sekali. sementara itu di rumah adik adiknya selalu makan nasi aking. anak kedua, Opi harus bekerja menjual koran setiap hari demi menghidupi adik adiknya. setiap hari ia berkeliling daerah tempat tinggal mereka dan berteriak "koyaaan... koyaaaaaaann..." karena ia pun baru berusia sekitar 7 tahun dan belum bisa benar mengucapkan "R". anak ketiga, Devi yang baru berusia 6 tahun hanya bisa mengerjakan pekerjaan rumah dan mencoba menjaga ke 4 adiknya.

Maya dan Eci adalah anak yang paling nakal. Maya selalu ditugaskan menjaga Eci namun perilaku kedua anak itu tidak terlalu berbeda. Maya lebih sibuk bermain dengan anak lain, terutama anak anak lelaki yang banyak menyukainya dibandingkan bermain dengan dan menjaga Eci. sementara itu, Eci paling tak bisa dikontrol perilakunya. ia suka mengacau di rumah para tetangga, bermain dan tak pulang sampai kakak kakaknya kesusahan mencarinya, menghancurkan barang barang milik orang lain, memukul anak tetangga dan sebagainya. ia bahkan suka mengambil barang dagangan warung dekat rumahnya tanpa mau bayar sehingga Opi yang paling sering ditegur dan dimintai bayaran atas utang Eci oleh pemilik warung setiap ia pulang menjual koran. padahal saat seperti itu Opi sedang dalam keadaan paling lelah, tapi Eci selalu menambah beban lelahnya.

kenakalan Eci tidak hanya sampai disitu. ia juga sangat suka menendang nendang kepala dua adiknya, Via dan Bona. ia suka merebut susu jatah Via, dan akhirnya Via hanya bisa minum air rendaman beras, sehingga Via terlihat begitu kurus sementara Eci adalah yang paling gemuk di antara ketujuh saudaranya. ia juga beberapa kali pernah mendorong Via masuk ke dalam sumur dan harus diselamatkan oleh Devi yang lalai memantau adiknya karena sedang mencuci pakaian dengan menaikkan Via ke dalam ember penimba sumur yang ditarik dengan tali. Via adalah anak yang paling jarang melawan di antara mereka sehingga ia paling sering diganggu oleh kakaknya yang nakal.

pada suatu saat, Opi yang sedang menjual koran keliling bertemu dengan seorang pria yang sudah 8 tahun menikah namun belum memiliki anak. pria itu sangat bersimpati dengan keadaan keluarga Opi dan berniat merawat anak yang paling kecil, Bona, sebagai anak mereka sendiri. Opi yang bingung, selalu panik, masih kecil, serta sudah lelah bekerja menanggung hidup adiknya langsung mengiyakan dan menyerahkan Bona kepada pria tersebut. mulai saat itu Bona kecil yang baru bisa duduk hidup mapan. hal yang sama terjadi seminggu kemudian saat Opi sedang berjualan koran di sekitar pelabuhan. saat itu ada seorang pengusaha kaya raya asal Papua bertemu Opi, bersimpati dengan keadaan keluarganya dan berniat merawat Via. Via pun diserahkan kepada orang itu. sejak saat itu Via hidup senang dan kaya raya.

keluarga itu mengalami satu lagi peristiwa besar saat Eci yang sedang bermain dan membuat kerusuhan di mana mana diculik oleh seseorang yang tidak dikenal. pada akhirnya penculik itu pun tak dapat dilacak dan Eci pun tak pernah ditemukan lagi. anehnya, kakak kakak Eci tidak begitu kehilangan dan mengalami kesedihan atas kejadian tersebut. sejak saat itu, Opi, Devi dan Maya sering menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pasar dan melakukan pekerjaan apa saja yang bisa dikerjakan. Novi sesekali ikut meskipun tidak sering karena ia masih bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga kaya raya itu. pada suatu hari yang sibuk, saat 4 bersaudara sedang bekerja di pasar, Maya hilang. tak ada yang tau bahwa ia diculik atau ia melarikan diri untuk menemukan hidup baru.

dalam kesepiannya Opi dan Devi semakin sering bersama. Novi masih seminggu sekali pulang. Keluarga yang kini merawat Via dan Bona sering mengirimkan uang untuk keluarga mereka yang tertinggal 3 orang. keseluruhan kisah ini pun masih menggantung, kecuali kepastian bahwa Opi sempat memberikan potongan beling yang ia temukan dari menggaruk garuk tempat sampah untuk satu persatu saudaranya. masing masing mendapatkan satu potong beling yang juga bukan berasal dari satu barang utuh yang sama. Opi hanya berharap suatu saat nanti, saat semuanya telah dewasa, mereka akan bersatu kembali di suatu tempat yang entah dimana dan mungkin saja disebut Jogja atau Kaliurang.

sekian.



NB : whole story is a joke!

story ideas : Sridevi Lenggeni Asman, Noviani Dhias Pratiwi, Novia Irianti, and Dessy Jusraeni Putri.

and I just can't stop ngakakkk!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar