Rabu, 19 Januari 2011

day 6# - untuk Via dan ruang biru

Selamat malam, Kesederhanaan.

tidak, aku tidak akan menyapa si Kesederhanaan. aku tidak akan bicara dengan sang Kesederhanaan. aku akan langsung bicara denganmu, Via.

aku mau kamu tau, aku rindu ruang birumu. ruang biru dan hampir semua biru. warna bodoh. bodoh karena kamu lah yang menyukainya. aku rindu isinya dan sekitarnya, kecuali pemiliknya. karena kamu harus tau, aku semacam membutuhkanmu. aku butuh kesederhanaanmu untuk menghentikanku menjadi Sang Berlebih. aku butuh kecukupanmu untuk menyumbatku mengeluh. aku butuh positifmu untuk mengalihkan negatifku.

aku butuh ruang birumu. bukan untuk menyaksikan salju vulkanik jatuh dari langit pertama kali seumur hidup, tapi untuk membunuh waktu bersamamu. sebenarnya kamu teladan paling baik untuk segalanya. aku tak tau akan dimana lagi mengenal sosok yang mampu selalu baik baik saja dalam menjalani hidupnya. entah dimana lagi ada sosok yang punya segalanya tapi mampu berlaku biasa saja, sekaligus sosok yang saat tak memiliki mampu berlaku seperti segalanya telah terpenuhi.

aku mau ruang birumu. bukan untuk menumpang koneksi internet, tapi untuk mendengar kalimat-kalimat yang selalu bodoh keluar dari mulutmu. kalimat jenaka, dan kenapa kamu tak menjadi pelawak atau sekedar pembodoh saja? aku tak tahu bagaimana jalan pikirmu. bagaimana jalan rasamu. bagaimana otakmu, bagaimana hatimu. tapi bolehkah aku meminjam dan mengopi sedikit? walaupun aku tau otakmu secadas underoath dengan IQ ratusan berpangkat dua, aku masih tak paham. aku tak paham bagaimana kamu bisa tenang saat berpapasan dengan apapun. atau mungkin hanya tampak tenang? kalau begitu paling tidak beritahu aku bagaimana caranya tampak selalu tenang. dan baik baik saja.

aku merindukan ruangan biru bodohmu. bukan hanya rindu helai rambut berserakan, tapi semua isinya dengan nyanyianmu beserta pilihan lagu yang selalu idiot dengan raut wajah paling polos. dan kamu. sungguh. aku rasa aku akan butuh itu selamanya. apakah aku bisa? sepertinya aku akan butuh bicara denganmu selamanya. apa bisa? aku akan butuh berbagi, bercerita, bertanya, dan bahkan berteori denganmu selamanya, seseringnya. apa mungkin? aku tak tahu akan dengan cara apa lagi aku menemukan orang yang mampu memproses dan menerima informasi apapun. APAPUN! sistem saraf pusatmu memang ksatria. akan seperti apa lagi aku mengenal orang yang mampu mendengar dan memahami apapun bentuk aksara. kepribadianmu memang raja.

sesungguhnya aku tak perlu menulis surat. aku bahkan sudah pernah menulis surat cinta penuh gombalan untukmu. toh kamu sudah tau dan kapanpun aku bisa menyampaikan langsung padamu. tapi aku rasa kamu pantas di abadikan dalam satu bentuk berbeda. dan inilah seadanya. bersenang-senang lah dalam liburanmu. karena kami disini juga bersenang-senang tanpamu dan akan segera membuatmu iri. salam untuk Lombok, anggap saja dari Defri yang rindu pulang walau sesungguhmya salam itu dariku untukmu.

Selamat malam, Via.

1 komentar: