Kamis, 19 Juli 2012

Endapan



pada suatu titik dia akhirnya merasa dia selalu mampu merusak apapun yang ia sentuh.

.....

dia tak paham bahwa tidak semua orang pernah mengalami pengalaman-pengalaman sebanyak dan setragis yang pernah ia alami. ia kuat, namun dengan begitu ia tak paham bahwa tidak semua orang sekuat dirinya. ia pikir segala sesuatu bisa dengan mudah menjadi baik-baik saja sesaat setelah segalanya tidak baik-baik saja. padahal pada kenyataannya, jangankan sesaat setelah segalanya tidak baik-baik saja, bertahun-tahun setelah itupun belum tentu.

dia bisa dengan mudah menyapu serpihan-serpihan kotoran yang berhamburan di lantai hatinya, biasanya kumpulan serpihan hati miliknya dan milik orang lain, mengumpulkannya di pojokoan dengan menggali sedikit permukaan lantainya sehingga terkesan terkubur. setelah itu ia akan kembali bersemangat menyentuh hati-hati baru yang cepat atau lambat akan mengalami ritual 'pembersihan dan penguburan' yang sama. ketika yang berhamburan dan yang dibersihkan itu termasuk serpihan hati miliknya, ia bisa dengan mudah membentuk miliknya yang baru.

tumpukan kotoran di pojokan hati itu hanya dibuat tampak terkubur. sesungguhnya kotoran itu mampu kembali muncul dengan mudah dan bertebaran di mana-mana bahkan ketika sekedar ditiup angin. lama-kelamaan hatinya menjadi keruh. meskipun begitu ia bisa mendiamkannya sampai mengendap di dasar lagi. entah apa yang akan terjadi jika timbunan kotoran itu terus dikoleksi olehnya. entah akan seberapa keruh hatinya di kemudian hari.

tidak banyak dari kotoran yang dibersihkan itu pada akhirnya bisa terurai di dasar tanah hati dan menghilang. butuh kerjasama dan kerja keras dari kedua pihak yang serpihan hatinya sama-sama mengotori. butuh kerjasama dan kerja keras oleh dirinya sendiri dan orang lain. sedangkan kenyataannya, pada sebagian besar waktu, hanya ia yang mampu menyelesaikan tugasnya, tidak orang lain. itu sebabnya kotorannya tetap tertinggal.

.....

pada suatu titik ia begitu takut untuk menyentuh hati-hati lainnya karena hatinya sendiri sudah terlalu keruh. butuh waktu yang cukup lama agar kotoran-kotoran itu kembali mengendap di dasar sehingga hatinya jernih. atau butuh kerjasama mereka untuk menguraikan kotoran itu sampai hilang. namun tetap saja, tak semua orang bisa seperti dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar