Senin, 14 Januari 2013

Sebut Saja Kita Jatuh Cinta

Sebut saja kita jatuh cinta.
Pada sajak-sajak patah hatimu,
aku melabuhkan kesedihanku.
Di antara kata-kata yang kautulis lalu kaulumuri dengan air matamu,
aku memeluk tubuhmu dan memintamu menghapus air mataku.

Hujan yang turun selalu mempertemukan kita.
Dalam rinainya, kita merayakan ritual kesakitan kita masing-masing.
Kita suka berbagi kuyup,
dari tubuh-tubuh kita yang sudah remuk.

Aku butuh gelap untuk sembuh, begitu juga kamu.
Lalu kita menemukannya di sorot mata satu sama lain.
Untuk itu, kita selalu bertatapan.
Kau menyanyikan syair tentang hatimu yang telah patah,
lalu memberikannya kepadaku agar hatiku rekat.

Sebut saja kita jatuh cinta.
Atau mungkin hanya sedang melarutkan diri,
pada sakit hati masing-masing.
Lewat rangkulan yang kita rentangkan,
ke tubuh satu sama lain.

Apa kita sedang saling menyembuhkan?
Atau sedang mengawetkan kenangan sendiri-sendiri?
Atau justru sedang mempersiapkan kesakitan berikutnya?

Beri tahu aku jika kau sudah punya jawaban.
Tentang apa yang sebenarnya sedang kita lakukan,
dalam kecupan-kecupan yang kita bagi berdua.

Sebut saja kita jatuh cinta.
Atau sebut saja bukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar