Senin, 08 September 2014

Tuhan Menggambarkan Malam dengan Sempurna di Tubuhmu

Malam akan tetap turun.
Kota akan tetap menutup diri dengan kabut tebalnya sendiri.
Mengasingkan matahari.
Menyalakan lampu-lampu di dalam dirinya.
Sebanyak mungkin.
Sesilau mungkin.
Lalu memainkan suara-suara kecemasan keras-keras.
Sampai bising.

Tapi ketika jam dua belas telah lewat,
malam dan kota akan turun.
Ke atas kepalamu.

Mengabur kabut.
Sampai bulan bulat telanjang,
menggantung di ujung-ujung rambut tebalmu.

Mematikan lampu-lampu jalan.
Tinggal kunang-kunang terbang,
dari tiap-tiap jendela yang menyala di ketinggian.
Dan hinggap di alismu.

Mendiamkan suara-suara,
di sepanjang jalanan pukul tiga.
Agar lengang punggungmu.
Agar redam isi kepalaku di sana.
Agar pagi tak perlu datang.



Jakarta,
6/9/14
Dini harimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar