Jumat, 19 September 2014

Semesta di Dalam Tubuhku

Aku mau satu saja ruang hampa.
Demi terendap perihal-perihal.
Demi teredam perkara-perkara.
Demi terbaca semesta di dalam tubuhku sendiri.

Tapi ruang ini masih saja ramai.
Meski dua jarum jam telah habis bersetubuh,
di pukul dua belas.
Meski waktu telah mati,
ditikam isi kepala yang tak habis bertanya-tanya.
Meski lampu kota telah semua menjelma kunang-kunang.
Meski kunang-kunang telah semua dimatikan,
oleh remang lampu kamar.

Tapi ruang ini tak mau mengedap.
Maka biar saja kecemasan menelan habis jalan-jalan raya.
Sampai tak ada lagi jalan kemana-mana.
Maka biar saja aku berlari,
di atas tubuh kecemasan itu sendiri.
Dari satu kecemasan,
ke kecemasan lainnya.
Dengan isi kepalaku yang tak mau berhenti bertanya-tanya.
Tentang waktu,
tentang lampu,
tentang kunang-kunang,
tentang jalan-jalan raya,
tentang dimana ada ruang hampa.

Tentang semesta di dalam tubuhku sendiri.



Jakarta,
19.9.14
00.50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar