Rabu, 19 September 2012

Dua Bingkai Kaca

Kau bersusah-payah menumpu energi besar di tempurung lututmu,
menjaga telapak kakimu agar tak melangkah ke arahku.

Kau bersusah-payah menampung panas suhu tubuh di sudut sikumu,
menghalangi jari-jarimu agar tak menggapai genggaman tanganku dengan hangat.

Kau bersusah-payah menebalkan dinding jantungmu,
melindungi detakmu yang menguat tanpa terkendali agar tak terasa oleh dadaku.

Kau bersusah-payah menciptakan asap tebal dengan rokokmu,
menghadang aroma tubuhku agar tak terhirup hidungmu dan terekam sempurna di kepalamu.

Kau bersusah-payah membasahi segenap lekuk bibirmu,
menyibukkannya agar tak sempat menyunggingkan senyum yang akan membius sadarku.

"Kau selalu menggantung di sudut mataku, tapi kau takkan mampu masuk dan menyelam ke dalamnya." Katamu.

"Kau mengatasnamai sebentuk tatap di dalam mataku, tapi kau takkan mampu mendapatinya." Sambungmu.

Kau bersusah-payah mempertahankan selaksa binar di balik kacamatamu,
membentengi sorotnya agar tak tertangkap olehku sebagai cinta.


4 komentar: