Senin, 16 September 2013

Rumah Rindu

Aku merindukanmu.
Bukan karena rumah yang katanya ada di ujung jalan, dipisahkan bentangan rel kereta yang terlalu panjang untukmu menantiku, untukku menghampirimu, atau untuk kita menukarkan makna diam lewat tatap.

Aku merindukanmu.
Bukan karena rumah yang akan meneduhkan kepala-kepala mungil masa depan kerap kali kaubicarakan, kuiyakan, atau kita dambakan terletak di kota yang sama kita cintai seperti cinta yang sama kita coba tuai.

Aku merindukanmu.
Bukan karena rumah yang kasurnya sempat kita tiduri telah merekam habis ingatan yang kita bangun dari batu bata aroma tengkukmu, pasir belaiku, atau semen bibir kita yang mengeras mati tak mau berganti.

Aku merindukanmu.
Karena rumah yang senantiasa kutuliskan telah bermukim di lenganmu, dan memaksa tubuhku bermukim di dalamnya, dan membangunkan kita untuk kembali bermukim pada rindu, dan nantinya; ketiadaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar