Isi kepalamu rimba raya paling senyap,
yang tak mengenal kata-kata
Lolong serigala maupun decit gagak,
terbungkus rapi daun-daun,
yang lambat laun kering dan gugur
Terbawa arus sungai,
yang tak bermuara di bibirmu sama sekali
Punggungmu gigir paling curam,
yang tak membiarkan satu liuk lenganpun selamat
Tidak liuk lingkar paling melata,
serupa lenganku sekalipun
Maka aku jatuh di liang paling diam,
bersama lenganku yang adalah kata-kata,
yang tak bersayap,
dan tak mampu terbang kembali ke bibir jurang
Isi kepalamu rimba raya paling senyap,
yang tak mengenal kata-kata
Lenganku kata-kata yang terjatuh,
di liang jurang paling diam
Tertinggal di suatu ruang
milik bibir-bibir paling diam
dengan kepala-hati paling ramai
Jakarta, 8 Juni 2013 - 19.05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar