Sabtu, 04 Agustus 2012

Tentang Telah Habis Waktu


here i am waiting
i'll have to leave soon
why am i holding on
we knew this day would come
we knew it all along
how did it come so fast
this is our last night but it's late
and i'm trying not to sleep
cause i know when i wake
i will have to slip away

Tak banyak hal besar yang kusadari telah terjadi sampai satu hal kecil menunjukkan diri dan menyampaikan pesan bahwa hal-hal besar itu tak akan lagi terjadi setelah ini. Aku tersadar dari lamunanku dan kemudian menatap kursi kosong di depanku. Lama. Aku melihat sekilas tubuh kurus tinggimu yang menggunakan sweater hitam dengan hoodie yang selalu mampu membuatku setengah mati menahan histeris atas ketertarikanku padamu sedang duduk di hadapanku. Sekilas di antara bayanganmu itu aku mendengar tawa-tawa ringan sampai lepas yang kamu tampakkan setiap kita sedang sibuk berbagai cerita.

Aku melihatmu sedang makan dengan lahap dan sesekali mencuri kesempatan mengambil makananku lalu kemudian tertawa-tawa puas melihat aku yang marah-marah. Aku melihatmu duduk di hadapanku menemaniku makan malam ini. Aku membakar sebatang rokok dan menghisapnya dalam-dalam. Sesekali aku melihat jari-jarimu yang juga sedang mengapit sebatang rokok bertemu dengan jari-jariku ketika kita membuang abu rokok pada satu asbak pada saat bersamaan. Aku rindu bagaimana kita berbagi rokok lalu kembali bercerita sampai matahari ataupun bulan tak mampu lagi kita bedakan.

.....

"Lusa aku pulang."
"Iya. Kapan balik ke sini lagi?"
"Belum pasti. Mungkin ga balik lagi kalau papa mama suruh tinggal."
"Oh. Salam ya nanti buat papa sama mama."

Memang benar tak ada yang abadi. Aku telah meyakini bahwa semua kebersamaan akan ada batasnya. Aku paham bahwa segala sesutau akan berubah, bahkan diriku sendiri. Sejak awal kebersamaan ini kujalani, aku sudah memulai perhitungan mundurku. Perhitungan mundur yang beberapa bulan belakangan semakin nyaring menyuarakan detik-detik berkurangnya waktuku dan dia. Aku lalu bersikeras memanfaatkan waktu yang kumiliki untuk bersama dengannya. Sengaja memanfaatkan waktu sejak detik pertama aku tahu aku punya kesempatan untuk melakukan segala hal baik yang mampu aku lakukan untuknya.

Aku hanya tak paham bahwa semuanya harus menjadi seberat ini. Aku merasa telah menyiapkan diri dengan semua peralatan secanggih mungkin untuk membentuk tameng bagi hatiku. Aku merasa telah memahami di luar kepala skenario yang akan terjadi. Aku hanya tak paham mengapa aku masih harus merasa keberatan menjalani skenario itu. Aku merasa telah memaksimalkan waktu yang aku miliki untuk memeluknya dan berada di dalam pelukannya. Aku hanya tak paham mengapa pelukan-pelukan itu masih saja tak cukup.


here i am staring
at your perfection
in my arms so beautiful
the sky is getting back
the stars are burning out
somebody slow it down
this is way too hard cause i know
when the sun comes up i will leave
this is my last glance
that will soon be memory

.....

Sepanjang hari itu langit begitu ramah dan bersahaja. Sama seperti kota ini. Kota yang akan membuat siapapun tergoda untuk tidak mau lagi melepaskan diri darinya. Kota yang pada akhirnya hanya bisa membuatnya tak bisa melepaskan sebatas memori, karena ia pada akhirnya harus tetap pergi.

"Mau kemana lagi kita?"
"Terserah."
"Kamu maunya kemana?"
"Terserah. Asal ga usah pulang."
"Kan kamu besok pagi..."
"Besok pagi langsung berangkat belum tidur juga ga apa-apa."

Potongan-potongan senyumnya terus-menerus kumainkan di kepalaku. Kemudian aku menonton adegan ketika ia merangkul bahuku sepanjang jalan selama seharian kita menghabiskan sisa-sisa menit yang tertinggal. Hari itu ia memakai sendal jepit seperti biasanya. Mengenakan celana pendek, kaos oblong dan jaket hitam yang selalu mampu membuatku ingat bahwa aku begitu mencintainya. Adegan-adengan itu begitu tampak seperti sebuah film. Film yang aku tahu pasti akan ada akhirnya. Lalu beberapa nada musik yang melantunpun menjadi alarm berakhirnya film itu.


and when the daylight comes
i'll have to go
but tonight i'm gonna hold you so close
cause in the daylight
we'll be on our own
but tonight i need to hold you so close

.....

Pada akhirnya aku terjebak di dalam sebuah kamar gelap dengan ribuan memori tentangmu mengelilingiku dan menciptakan sesak di antara rasa kehilangan dan kesepian diiringi puluhan lagu yang senang kamu dengarkan. Dan aku tetap tahu bahwa semuanya akan berubah, begitu pula dengan diriku sendiri. Lalu semua akan baik-baik saja.

.....

Story Soundtrack : Daylight - Maroon 5


Tidak ada komentar:

Posting Komentar