Rabu, 06 Februari 2013

Sepasang Mata Yang Hujan

Berdampingan mereka bertengger
Di pohon tubuh yang meliukkan rupa janin
Cabang lututnya menekuk di depan dada
Dahan lengan lemasnya mendekap dirinya sendiri
Daun bahagianya kering dan gemetar oleh angin
Gugur dari pundak batang yang terlalu banyak membungkuk

Ujung-ujung jarimu mata kapak
Genggammu menciptakan gema rintih yang sahut-menyahut
Dari perih luka kulit hatinya yang kelupas
Atau dari asamu sendiri yang terpaksa patah
Atau dari tebangan perkara-perkara yang kalian tak saling aku

Matanyalah hujan
Genangnya telah menyerupai bah
Bulan-bulan basah terbit dari sorotnya yang kilat
Sungainya tak kenal gersang
Arusnya hanya kenal muara yang tak mungkin sampai
Sebab tubuhnya telah menggugurkan seluruh daun bahagia
Dan ujung jarimu telah merobohkan batang pundaknya

Matanyalah hujan
Kerap bermimpi melihat matahari tiba agar ia reda
Agar pucuk-pucuknya yang kering kuncup kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar