Selasa, 20 Maret 2012

Pada Suatu Masa


Pada suatu masa, kita berada dalam sebuah kereta. Kita digiring takdir menempati gerbong yang sama, hanya saja duduk di tempat yang berbeda. Aku bisa melihatmu dari dari tempatku duduk. Begitu juga sebaliknya kamu.

Pada suatu masa, entah kamu atau aku datang menghampiri yang lain. Saling bercerita tentang buku yang kubaca. Saling bercerita tentang lagu yang kau dengar. Pada beberapa waktu, cerita yang mengalir di antara kita begitu menarik dan menjadi magnet agar posisi duduk kita semakin dekat. Pada saat itu, kita bercerita tentang lebih banyak hal. Tentang film-film yang pernah kita tonton atau bahkan kita bintangi.

Pada suatu masa, buku yang kubaca menarikku kembali terikat di dalam rantai milyaran hurufnya. Begitu juga lagu yang kau dengar menarikmu kembali tenggelam di dalam lautan nadanya. Pemandangan di luar kereta menjadi lebih menarik perhatian. Lalu kita kembali ke tempat duduk kita masing-masing saat pertama kali.

..........


Pada suatu masa, aku masih bisa melihatmu, dan kamu masih bisa melihatku. Ada dorongan hebat di dalam diriku yang menarikku untuk mendekat dan memulai cerita yang sama seperti dulu. Tapi aku menahannya. Aku lebih suka tetap duduk di tempatku dan mencintaimu dari sini. Mencintaimu dari balik dinding jarak yang menjadi garis pembatas dua dunia. Dunia dirimu, dan dunia diriku.

..........


Pada suatu masa, aku sadar bahwa tujuan pemberhentian kita mungkin tak sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar