Selasa, 06 Maret 2012

Mencintai Pagi


Aku mencintai pagi.

Aku mencintai pagi seperti aku mencintaimu. Seperti mencintai hangatnya jingga maha indah yang meraung-raung dari timur. Seperti mencintai cahaya maha hebat yang pertama menyanyikan lagu kehidupan. Seperti mencintai silauan maha terang yang merangkak naik perlahan dari batas langit. Aku mencintaimu, seperti hatiku yang akan selalu mempertahankan hangat dan cahayanya demi napasmu agar tetap berhembus dan senyummu agar tetap tergaris di sketsa wajahmu.

Aku mencintai pagi.

Aku mencintai pagi seperti aku mencintaimu. Seperti mencintai gumpalan udara yang mulai memadat dan membeku. Seperti mencintai benderang yang mulai bertopengkan kabut. Seperti mencintai dingin yang menjilati pori sampai tunduk di bawah lindungan lembaran busa. Seperti mencintai kristal-kristal yang mengecup ujung bibir dedaunan. Aku mencintaimu, seperti hatiku yang akan selalu memberimu beku agar kau kembali untuk kudekap.

Aku mencintai pagi.

Aku mencintai pagi seperti aku mencintaimu. Seperti berdusta tentang kasih terhadap hitam dan gelap malam gulita yang membelai lembut. Seperti berkhianat dengan gemerlap bintang yang menari memaksa untuk berfoya-foya. Seperti berbohong tentang detak detik jam dinding yang sunyi dan mengikatku pada jarum-jarum penjelajah karpet angka. Aku mencintaimu, seperti hatiku yang kutenggelamkan di laut malam karena mendamba fajarmu untuk menyelamatkanku.


..........


Lebih dari itu, hatiku mampu melihatmu ada di dalam dirinya lebih jelas di pagi hari. Dengan sinar matahari, dengan dingin udara subuh, dengan genggaman erat malam yang kulepas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar