Rabu, 07 September 2011

"...namanya Ikhlas."


Tuhan baik menciptakan konsep luar biasa bernama Ikhlas. Tidak kalah luar biasa dengan penciptaan Bumi yang bulat mengintari Matahari dan diintari Bulan dengan teratur dalam tatanan agung Bimasakti. Tuhan baik melahirkan rumus bernama Ikhlas yang rumit dan kompleks, namun mampu menjadi jalan keluar pemecahan fenomena alam, melebihi rumus ajaib Einstein tentang kecepatan cahaya. Tuhan baik merancang gambaran abstrak bernama Ikhlas yang tidak mampu diindera sama sekali, kecuali diamini.

Tuhan teramat baik jika sampai menyematkan Ikhlas-Nya ke sebuah jiwa yang pantas. Agar jiwa itu mampu bersyukur. Agar jiwa itu mampu lebih mengagungkan Tuhan-nya dan ciptaan-Nya yang lain seperti Waktu. Bahwa Waktu bukan sekedar berjalan, melainkan berlari. Bahwa semuanya akan tertinggal dan berubah. Bahwa semuanya sudah ditata sesuai porsinya dan kita tinggal menerima dan menjaganya tetap berarti.

Tuhan sangat baik mengandungkan pemahaman besar di balik Ikhlas. Bahwa Ikhlas adalah tentang menerima kenyataan dimana segala sesuatu apapun yang terjadi adalah baik pada hakikatnya. Tak ada yang perlu diprotes. Tak ada yang perlu disesali. Tak ada yang perlu dicaci-maki dan dibenci. Semua kejadian adalah baik. Semuanya pasti berubah, tapi tak ada yang harus merusak. Semuanya baik pada awalnya, dan pantas untuk tetap menjadi baik selamanya.

Tuhan baik menciptakan Ikhlas agar kamu berdamai dengan bagian-bagian dari sejarah hidupmu. Agar kamu mampu melihat hakikat kebaikan dari segala kejadian itu. Tuhan baik menciptakan Ikhlas agar sejarah yang seharusnya berharga dan indah sampai kapanpun, tidak menjadi sekedar tulisan yang memudar di atas buku tua dengan kertas kecokelatan yang tidak menarik, tidak bernilai, dan akan segera dibakar dengan mudahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar