Selasa, 26 Agustus 2014

Gagak-gagak di Rambut Putihmu

: Mas Vik

Bulan terduduk dan matahari berlari ketika suatu pagi yang biasa turun.
Di suatu sudut dunia, deru mesin-mesin menelan jalanan bulat-bulat.
Orang-orang memakan asap dan meminum kecemasan untuk sarapan.
Sementara tanah dan udara masih sama-sama kelabu.
Dan tak ada yang beterbangan di langit.
Kecuali gagak-gagak yang hinggap manis di rambut putihmu.

Bulan terlelap dan matahari terjaga ketika suatu pagi yang biasa turun.
Di suatu sudut dunia, kokok ayam-ayam menelan setapak bulat-bulat.
Orang-orang memakan raung ternak dan meminum harapan untuk sarapan.
Sementara tanah dan udara berwarna-warni.
Namun tak ada yang beterbangan di langit.
Kecuali gagak-gagak yang hinggap manis di rambut putihmu.

Bulan mati dan matahari merayakannya ketika suatu pagi yang biasa turun.
Di suatu sudut dunia, nyanyi gagak-gagak menelan hidup bulat-bulat.
Tak ada asap, tak ada raung ternak, tak ada kecemasan, tak ada harapan.
Sementara tanah dan udara telah membaur tanpa punya definisi warna.
Dan gagak-gagak di rambut putihmu mulai beranjak beterbangan.
Lalu hinggap di sudut-sudut mata orang-orang selainmu.



Jakarta,
27/08/14
Gagak-gagak senang bermain dengan orang-orang baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar