Selasa, 09 Oktober 2012

ketika aku dan kamu tak lagi kita

Suatu saat nanti, ketika hidup tak lagi adalah tentang apa dan bagaimana kau melontarkan lelucon, waktu tak lagi sepenuhnya berada di dalam remasan tanganmu, tidur tak lagi serumit mimpi yang kaususun dan siapkan untuk ditemui, idealisme tak lagi utuh termakan realita, malam tak lagi lapang untuk kaunikmati sampai fajar menjelang, tawa tak lagi bisa kaupilih untuk disuarakan sesuka hati, bintang tak lagi tumpah ruah dan jatuh sebagai hujan, serta kebersamaan sekedar menjadi bahan untuk bertahan hidup...

...Kau akan terus merindukanku sebagai tubuh yang pernah mendampingimu melewati suatu masa indah dengan hidup yang penuh lelucon, waktu yang sepenuhnya kita taklukan dengan ujung-ujung jari, tidur yang selalu panjang dan nyenyak setelah lelah memilah mimpi yang ingin kita temui, idealisme yang kita bentuk setinggi langit, malam yang setiap hari secara terjaga kita nikmati, tawa yang mampu terlepas terbang ke atmosfir setiap saat, bintang yang kita kejar sampai ke tepian suara ombak, serta kebersamaan yang kita telan demi kebutuhan batin.

.....


Karena aku juga melakukan hal yang sama. Merindukanmu beserta meja kayu biasa pada suatu malam biasa dengan cangkir-cangkir bekas kopi yang biasa, asbak yang hampir muntah seperti biasa, dan rokok-rokok yang tak sengaja menjadi tidak biasa.

Merindukan.....kita.



2 komentar: