Senin, 21 November 2011

sayang, kemana kamu setiap hujan turun?

sayang, sore ini hujan turun lagi.
aku dalam perjalanan pulang dan aku basah kuyup.
aku kedinginan sampai tulang karena dirasuki beku yang ditiupkan angin kencang.
aku menggigil menggigit bibirku yang membiru.
aku menarik-narik ujung kaosku dengan jari yang mengeriput.
kamu dimana?

sayang, siang ini hujan turun lagi.
aku berlari menuju warung kecil yang tutup di pinggir jalan.
aku tidak begitu basah, hanya tak tahu bagaimana bisa pulang.
aku sendirian menunggu malaikat menurunkan payung.
aku tak menemukan siapa-siapa.
kamu dimana?

sayang, pagi ini hujan turun lagi.
aku bahkan belum sempat melangkahkan kakiku keluar.
aku menyabarkan diri berharap hujan mereda.
aku menunda semua urusanku dan kembali duduk di atas kasur.
aku melihat ke luar jendela dan tak bisa berbuat apapun.
kamu dimana?

sayang, malam ini hujan turun lagi.
aku diserbu air, angin, dan gelap malam.
aku melirik ke seluruh sudut kamar lalu melirik pintu dan jendela.
aku berharap ada seseorang atau sesuatu apapun yang bisa menenangkanku.
aku takut, dunia terlihat kosong dan sunyi.
kamu dimana?

sayang, hari ini hujan turun lagi.
aku tahu kamu bahkan jarang berdiri di bawah awan pekat.
aku tahu kamu selalu sudah berada di bawah sepotong atap sebelum awan itu mengitam dan mulai memuntahkan isinya.
aku tahu kamu selalu punya payung jika terpaksa harus mencicipi air langit itu.
tapi sayang, tolong aku yang tak punya yang kamu miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar