Senin, 21 November 2011

rasa empat musim



salju turun di luar jendela pada suatu malam.

kamu duduk di sofa depan perapian. nyaman dan hangat. tapi akhirnya kamu memilih beranjak, memakai baju hangat, jas wol panjang, kaos kaki, syal, sepatu boot, dan sarung tangan. kamu ingin keluar. memaksa dirimu meningglkan kenyamanan dan kehangatan lalu merasakan beku. di luar kamu melihat anak-anak kecil berjalan sambil melemparkan bola salju lalu tertawa lepas. sekarang kamu sadar. beku ini bisa kamu nikmati. sebut saja ini musim moving on from love.

.....


bunga mekar di luar jendela pada suatu pagi.

kamu membuka mata dari tidur nyenyak dan mimpi indah. menarik napas dalam-dalam menghirup aroma rumput yang segar. memejamkan mata perlahan dan meresapi kicauan burung. mereka terbang di bawah bentangan biru yang cerah. lalu kamu tersenyum. bahagia. semuanya indah dari sudut pandang apapun. bahkan saat kamu membuka ataupun menutup mata. sebut saja ini musim falling in love.

.....


matahari menyengat di luar jendela pada suatu siang.

kamu berjalan menyusuri bibir pantai. merasakan angin pantai lembut membelai pipimu. merasakan halus pasir putih yang diselingi air laut membasuh telapak kakimu. mendengar deburan ombak. lalu kamu mulai bernyanyi. menari-nari mengikuti detak jantung dan cucuran keringat yang terus berpacu. kulitmu terbakar, tapi kamu tak peduli. rasa ini terlalu kuat. sebut saja ini musim on fire at love.

.....


daun gugur di luar jendela pada suatu sore.

kamu diam. merasakan lelah menjalari seluruh sendi tubuhmu. merasakan perih menyeterum setiap sel sarafmu. kamu mulai melangkahkan kaki keluar dan menuju taman. jalanan dipenuhi warna orange dan cokela karena dipenuhi daun dan ranting kering. kamu duduk di kursi kayu di sudut taman. melamun, tatapanmu kosong melihat langit yang mulai menyembunyikan sinar matahari darimu. sebut saja ini musim broken by love.

.....


lalu kamu sadar musim akan terus berganti seperti itu. berputar terus-menerus sesuai masanya. begitulah adanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar