Sabtu, 23 Maret 2013

Seharusnya Kita

Seharusnya kita berpulang ke pelukan satu sama lain
Bukan kepada gelisah dan percakapan-percakapan yang tak menyelamatkan
Di dalam kepala-kepala egois kita,
kita lebih memilih memeluk buih-buih bir dari botol masing-masing

Seharusnya kita bercerita dari satu bibir ke bibir yang lain
Bukan kepada asap rokok yang membentuk wajah-wajah masa lalu
Di dasar hati kita yang perlahan jatuh,
kita lebih memilih berbicara pada tetes-tetes hujan

Jari-jari kita semakin keriput oleh lembab,
semakin gemetar oleh dingin
Lidah kita semakin pahit oleh tegukan bir,
semakin kelu oleh rasa yang tak terungkap

Tapi kita masih bersikeras tak menyerah
Memilih meneteskan air mata di antara tetesan air,
bekas kebekuan sebotol bir di lantai yang dingin,
Daripada menyuarakan perasaan dan berpasrah pada tubuh satu sama lain
Hanya suara lenguhan yang sudi kita nyanyikan
Melalui kata-kata yang semakin rumit teruntai mesra

Seharusnya kita bercinta dengan sajak yang diam-diam kita tulis
Bukan dengan suara-suara keramaian yang dengan sedikit sengaja kita redam,
agar hanya sunyi yang kita kecap
Di antara rasa-rasa yang semakin bergejolak disendawakan di udara,
kita masih memilih memeluk buih-buih bir dan berbicara pada tetes-tetes hujan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar