Rabu, 04 Mei 2011

menyebutmu, menyebutku.


aku akan tidur. seperti biasa aku menyebutmu terlebih dahulu. tidak namamu, tapi kamu. sosokmu dan semua tentangmu. aku menyebutmu. menyebutmu dengan hati, melebihi sekedar dengan otak. menyebutmu seakan-akan tak ada ujung akhirnya. hanya ada ujung mulainya, dan ujung itu ada dimana saja dan kapan saja.

aku mau tidur. aku akan menyebutmu telebih dahulu. menyebutmu dalam detik pejamku, menyebutmu dalam detik jagaku, bahkan menyebutmu dalam masa mimpiku juga dalam masa sadarku. aku menyebutmu. seperti sekarang. seperti kata-kata yang sedang kuramu dengan hampir 10 jari tanganku menari di atas tombol-tombol huruf. begitulah aku menyebutmu. menyebutmu bahkan saat titik ini ditekan.

.....

"aku dulu juga begitu. pas aku sama Nara ke dokter kan..."
"oh iya iya!"

maaf aku memotong. aku bosan. rasanya aku akan memotong nadi lehermu atau nadi pergelangan tangan kiriku kalau kamu meneruskan kalimat-kalimatmu itu. pilih saja kamu mau aku potong yang mana?

.....

"aku ga suka kamu kesana!"
"makin lama makin banyak maumu. tolong hargai aku. dulu pas sama Nara aja cuma gara-gara..."
"BRUK!!!"

aku membanting pintu kamar dengan tenaga paling luar biasa yang pernah aku punya. membanting sampai hampir mematahkan hidungmu. pilih saja, mau hidungmu yang patah atau tulang kakiku yang patah. aku muak.

.....

"kamu tak pernah disakiti. hanya menyakiti."
"cuma Nara orang yang pernah menyakitiku."
"PLAK!!!"

maaf aku menamparmu. maaf ujung bibirmu sampai meneteskan sejenis cairan merah kehidupan. maaf setelah itu aku hilang. hilang dibunuh diriku sendiri. leherku dicekik rasaku atasmu sampai hilang. mungkin mati.

.....

Nara. nama yang selalu kamu sebut. kamu bandingkan dengan setiap kecil variabel hidupmu. kamu ingat dalam kondisi yang paling tak mungkin. dia yang pernah menyakitimu. satu-satunya diantara puluhan yang kausakiti. satu-satunya yang disesali diantara puluhan yang kau buat sesal. satu-satunya yang memberimu keburukan diantara puluhan yang menjadikanmu raja.

sekarang pilih saja. pilih satu-satunya pilihan yang kusediakan ini. pilih aku menyakitimu. mencabik organ paling tak nyata yang kamu punya, organ yang orang sebut hati karena punya mereka nyata. pilih aku membunuh sisa jiwa yang kamu punya. pilih aku torehkan luka yang takkan mampu dokter siapapun obati. pilih aku menganiaya hatimu itu sampai menjadi keping dan bahkan akan kuhilangkan keping-kepingnya sampai kamu tak pernah bisa menemukan apalagi menyatukannya lagi.

pilih, sayang! aku mencintaimu. jika dia membuatmu sakit sampai bisa selalu kaulafalkan, maka aku akan menghancurkanmu sampai bentukmu seabstrak hatimu. agar kamu bisa terus menyebutku seperti aku selalu menyebutmu. agar kamu bisa menyebutku seperti bayi idiot yang tidak bisa bicara kecuali menyebut ibunya, dan kamu menyebutku. aku mencintaimu, sayang!

.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar