Jumat, 25 Maret 2011

semacam anak perempuan dan ayah :')


papa, aku tidak akan men-share-kanmu kemana mana. tidak ke project "anak perempuan dan ayah". aku tidak akan men-share-kanmu kemana-mana. tidak! kamu milikku dan takkan pernah kubagi untuk siapapun kecuali mama.

***

papa, harus bagian mana yang kuceritakan? bagian wajahmu yang selalu disebut-sebut sangat mirip dengan milikku? atau sebaliknya aku yang mirip denganmu? bagian mana, papa? apa bagian kamu mengantarkan seorang anak kecil keriting berkepang dua dengan pita pink membuat pas fotonya yang pertama sebagai syarat masuk ke TK dengan latar belakang biru tua yang kamu pilihkan? atau bagian kamu memaksa-maksaku berfoto denganmu, dengan seragam SMA-ku saat aku pertama kali memakainya padahal aku sudah terlambat untuk upacara 17-an di SMA baruku?

papa, harus kisah mana yang kuceritakan pada mereka? kisah tentangmu yang tak pernah merelakanku pulang sekolah naik angkot sendiri padahal semua teman sebayaku sudah melakukannya? atau bagian kamu tak pernah langsung sampai di rumah, melainkan berkeliling sampai ke luar kota hanya karena anak keras kepalamu yang tak pernah mau tidur siang akhirnya tertidur di dalam mobil setelah kamu jemput dari sekolah? mungkin juga kisah kita yang selalu makan eskrim bersama dan harus Conello, katamu, karena itu sehat, dan sampai saat ini aku hanya bisa tersugersti olehnya. kisah yang mana, papa? atau bisa saja kisah dimana aku selalu menangis tersedak-sedak hanya karena menatapmu sedang duduk dengan sarung dan sweater sepulang sholat magrib di mesjid dekat rumah? saat itu masaku kebingungan dengan perubahan hidup besar, beralih dari SMA ke kuliah dan mulai pergi dari sisimu.

papa, mau yang mana yang kuceritakan? apakah tentang dirimu yang selalu membangunkanku sekolah dengan air panas untuk mandi yang sudah kamu siapkan serta segelas madu hangat yang wajib kuteguk sebelum aku diserang dingin dan lembab kamar mandi di pagi hari? atau tentang roti dan susu serta seragam yang sudah kamu siapkan saat aku keluar dari kamar mandi beserta teriakan-teriakan yang memakasaku mempercepat gerakanku agar tidak terlambat ke sekolah saat kamu sedang memanaskan mobil untuk mengantarku? atau tentang kamu yang selalu menyempatkan diri menjemputku dan makan siang bersamaku dan mama meskipun sedang rapat dengan menteri sekalipun?

papa, yang mana yang mau kuceritakan? aku sudah menghabiskan belasan tahun denganmu, bagaimana caranya aku bisa mengikhlaskanmu suatu saat kelak? kamu sudah memelukku erat selama belasan tahun, bagaimana bisa kamu tidak mau tinggal dan menyaksikan klimaks perjuanganmu selama ini terproyeksikan pada diriku? kamu harus menyaksikannya, karena kamu tak boleh hanya menunggu 8 tahun untuk menyaksikan kelahiranku yang satu-satunya, kamu harus menyaksikan penantianmu melakukan sesuatu untukmu. papa, aku mungkin mau menangis lagi. entah apa yang bisa kuceritakan atau kusampaikan padamu, karena takkan pernah habis!

***

papa, tunggu! jangan kemana-mana! jangan! jangan pernah! ajak mama diam bersamamu dan jangan pernah kalian berdua kemana-mana! ini bukan permintaan papa, ini perintah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar