Sabtu, 30 Juli 2011

Senin, 11 Juli 2011

Aku sudah gila.

Aku sudah gila.

Aku bisa duduk sendiri di samping sawah di siang terik. Lari dari ramai tawa teman-temanku. Mencabik-cabik rumput. Menghantam tanah dengan kepalan tangan terus menerus. Mengabaikan orang yg lewat dan menatap aneh, bahkan ngeri terhadapku.

Aku bisa mencacimu. Sampai tak ada lagi kata kotor yg terlewat diabsen. Sampai kau bisa menangis membayangkan ayah ibumu yg bahkan tidak pernah melakukan hal itu padamu.

Aku bisa meneriakimu. Sampai kerongkonganku kering dan sakit sendiri. Aku bisa melempar semua yg ada di hadapanku ke wajahmu. Aku bisa tertawa puas saat kau sakit, luka, dan berdarah.

Aku bisa sangat membencimu. Bahkan lupa kalau aku sangat mencintaimu. Aku bisa menuliskan burukmu sampai tak lagi merasakan baikmu sama sekali. Aku bisa lupa apa alasanku mengejarmu dulu dengan segenap daya.

Aku bisa begitu bodoh. Aku bisa ditertawakan temanmu, sahabatmu, keluargamu. Karena aku lebih dari badut bodoh yg paling jelek dan menggelikan. Aku bisa membuat semuanya menggelengkan kepala menahan tawa atasku.

Aku bisa membuat bagian-bagian tubuhku bengkak, memar, dan membiru satu-persatu. Aku bisa lupa punya tanggung jawab. Aku bisa lupa punya orang tua yg harus dibuat bangga. Aku bisa tak mau tahu ada orang yg masih megharapkan keadaan baikku. Aku bisa lupa kalau aku punya napas yg harus disyukuri.

Aku bisa bergegas mengeluarkan motor dari garasi. Lalu membiarkan jalanan menelanku tanpa ada usaha melawan atau mempertahankan diri. Aku bisa ingin mati. Atau setidaknya meracuni diri perlahan-lahan.

Aku bisa geger otak dan tak punya ingatan. Tak punya kenangan. Kenangan yg padahal terlalu besar untuk dibiarkan menguap ke udara. Aku bisa hanya mampu menenggelamkan diriku sendiri di lautan emosiku. Tanpa oksigen untuk bertahan hidup.

Aku sudah gila.